Indonesia Kembali ke Era Otoritarian Jika Pilih Capres Antikebebasan
Selain itu, kata Hendrawan, pemimpin otoriter biasanya haus pujian dan akan mengalihkan tanggung jawab atas kesalahannya kepada pihak lain.
Hal lain yang menjadi sorotan Hendrawan ialah integritas capres. Menurut dia, pemilih jangan sampai salah pilih capres yang inkonsisten.
"Ketika awal pemilu mencalonkan dirinya dan mengatakan dirinya sebagai pemersatu, tetapi ketika sudah menjabat masih tetap melanjutkan perilaku sebagai politisi yang mewakili kepentingannya, berbuat menindas lawan yang tidak sependapat dengannya, hanya berfokus pada memperoleh kekuasaan bukanlah orang yang jujur," tuturnya.
Oleh karena itu, Hendrawan meminta masyarakat ikut berperan memajukan Indonesia dengan menggunakan hak pilih Pemilu 2014 pada 14 Februari nanti.
"Masyarakat perlu melakukan sesuatu untuk kebaikan, tidak pernah menyerah untuk mendapatkan kebebasan dan kemakmuran dengan cara memilih pemimpin yang jujur dan tidak otoriter," ujar Hendrawan.(mcr8/jpnn.com)
Direktur Pusat Riset EkoPol Indonesia Hendrawan Saragi kekuasaaan politik mesti menjamin hak-hak kebebasan masyarakat.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Jimly: Fufufafa Cermin Tingkat Peradaban Demokrasi Masih Rendah
- Diimingi Rp300 Ribu, 5 Kader PDIP Mengaku Dijebak Menggugat, Kini Meminta Maaf kepada Megawati
- Bahaya Politisasi Hukum Dalam Penyelenggaraan Negara Demokrasi
- Pekerja CNN Dipecat Sepihak, Bivitri Sebut Tidak Boleh Ada Seorang pun di-PHK Karena Berserikat
- Mazhab M&Q
- Plt Sekjen Siti Fauziah Pimpin Upacara Peringatan HUT ke-79 MPR & DPR, Simak Pesannya