Indonesia Kembali ke Era Otoritarian Jika Pilih Capres Antikebebasan
Selain itu, kata Hendrawan, pemimpin otoriter biasanya haus pujian dan akan mengalihkan tanggung jawab atas kesalahannya kepada pihak lain.
Hal lain yang menjadi sorotan Hendrawan ialah integritas capres. Menurut dia, pemilih jangan sampai salah pilih capres yang inkonsisten.
"Ketika awal pemilu mencalonkan dirinya dan mengatakan dirinya sebagai pemersatu, tetapi ketika sudah menjabat masih tetap melanjutkan perilaku sebagai politisi yang mewakili kepentingannya, berbuat menindas lawan yang tidak sependapat dengannya, hanya berfokus pada memperoleh kekuasaan bukanlah orang yang jujur," tuturnya.
Oleh karena itu, Hendrawan meminta masyarakat ikut berperan memajukan Indonesia dengan menggunakan hak pilih Pemilu 2014 pada 14 Februari nanti.
"Masyarakat perlu melakukan sesuatu untuk kebaikan, tidak pernah menyerah untuk mendapatkan kebebasan dan kemakmuran dengan cara memilih pemimpin yang jujur dan tidak otoriter," ujar Hendrawan.(mcr8/jpnn.com)
Direktur Pusat Riset EkoPol Indonesia Hendrawan Saragi kekuasaaan politik mesti menjamin hak-hak kebebasan masyarakat.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Melawan Kriminalisasi Berbau Politik di Pilkada 2024
- Megawati Dengar Ada Institusi Negara Tak Netral Pas Pilkada, Sampai Pakai Intimidasi
- Kampanye Hitam Ancam Demokrasi Sumsel, Masyarakat Diharapkan Cerdas Pilih Pemimpin
- The Habibie Center Soroti Tantangan & Peluang Masa Depan Demokrasi
- Pilkada 2024: AKBP Fahrian Ajak Personel jadi Pahlawan Demokrasi
- Terima Kunjungan Utusan Partai Nahdhoh Tunisia, Sultan: Lembaga Parlemen Adalah Roh Demokrasi