Indonesia Kesulitan Bayar Utang? Ekonom: Hampir Lampu Merah
Lebih lanjut, Bhima menilai, porsi utang pemerintah lebih besar dialokasikan untuk belanja pegawai dan belanja barang. Hal itu berpotensi pada penurunan produktivitas.
"Utang yang bertambah, tetapi produktivitas turun namanya kasih beban ke generasi masa depan, generasi milenial dan generasi Z," urainya.
Sementara itu, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan mengatakan, posisi utang pemerintah perlu juga dilihat dari beban bunga.
Menurut dia, IMF telah menyatakan, beban utang maksimal 10 persen dari pendapatan negara. Di sisi lain, rasio beban bunga utang Indonesia sudah 19,2 persen dari pendapatan negara (termasuk PNBP) pada 2020.
"Kalau dari penerimaan pajak, rasio beban bunga utang sudah capai sekitar 25 persen," tutur Anthony.
Dia menyebutkan, berdasarkan rasio beban bunga maka utang Indonesia dinilai sudah sangat tinggi.
"Meskipun rasio utang terhadap PDB masih di bawah 60 persen," kata Anthony.
Sebagaimana diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai bahwa rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 38,68 persen dan total utang yang mencapai Rp 6.074,56 triliun hingga Desember 2020 menunjukkan Indonesia masih relatif cukup hati-hati.
Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia dinilai sudah hampir lampu merah. Seperti diketahui, ULN per Desember 2020 mencapai Rp6.074,56 triliun. Rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) yang mencapai 38,68 persen.
- INDEF Menyoroti Rencana Kenaikan PPN & Makan Bergizi Gratis, Mengkhawatirkan
- INDEF: Dampak Kerugian Penyeragaman Rokok Bisa Tembus Rp 308 Triliun
- Pemerintah Optimistis Ekonomi Indonesia Mampu Tumbuh di Atas 5 Persen Sepanjang 2024
- Mendagri Tito: Daya Beli Masyarakat tidak Menurun, tetapi Meningkat
- Asosiasi Kedelai Indonesia Siap Dukung Ketahanan Pangan Nasional
- Industri Hasil Tembakau Merugi, Penerimaan Negara Bakal Terancam