Indonesia-Korsel Tingkatkan Kerjasama
Jumat, 06 Maret 2009 – 19:06 WIB

BILATERAL: SBY dan Lee Myung-Bak di Istana Merdeka, Jakarta. Foto: Agus Srimudin/JPNN.
JAKARTA - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendapat kunjungan kehormatan Presiden Korea Selatan (Korsel) Lee Myung-Bak. Dalam pertemuan di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (6/3) itu, SBY dan Lee Myung sepakat untuk meningkatkan kerjasama bilateral.
Ini merupakan kunjungan perdana Lee Myung ke Indonesia, sejak dilantik Februari 2008 lalu. Dia datang didampingi sang isteri, Kim Yoon-Ok. Rombongan tersebut disambut oleh SBY dan Ani Yudhoyoni beserta para menteri kabinet Indonesia Bersatu dalam sebuah upacara kenegaraan yang diiringi 21 kali dentuman meriam.
Baca Juga:
Pertemuan kedua pemimpin ini tidak hanya terfokus pada pembahasan kerjasama bilateral, melainkan juga guna membicarakan sejumlah isu regional dan dunia. Namun sejauh ini belum diperoleh informasi rinci mengenai apa saja yang mereka bicarakan.
Kerjasama Indonesia-Korea terus diperdalam setelah penandatanganan Joint Declaration on Strategic Partnership antara RI dan Korsel - atau Republic of Korea - yang bertajuk "To Promote Friendship and Cooperation in the 21st Century", tahun 2006 lalu di Indonesia. Kala itu, Presiden Korsel masih dijabat oleh Roh Moo-Hyun. (gus/JPNN)
JAKARTA - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendapat kunjungan kehormatan Presiden Korea Selatan (Korsel) Lee Myung-Bak. Dalam pertemuan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Tokoh Masyarakat: Mau Ramadan, Jangan Saling Serang Soal Pagar Laut Tangerang
- Versi Pimpinan Komisi VI, Danantara Bakal Dikelola Profesional dan Bisa Diaudit
- Mendiktisaintek Brian Yuliarto Mendorong Pembentukan Dewan Insinyur
- KPPU Pantau Kenaikan Harga Bawang Putih
- Ramadan 2025, Sahabat Yatim Luncurkan Program untuk Bahagiakan Anak Yatim
- Legislator PDIP Minta Danantara Tak Kena Intervensi Politik, Biar Tidak Seperti 1MDB