Indonesia Masih Butuh 8,5 Juta Rumah
Senin, 13 Desember 2010 – 02:52 WIB
BANDUNG - Meski harga rumah terus naik dan lahan semakin sempit namun diperkirakan pasar perumahan di Indonesia masih akan mengalami peningkatan. Hal itu terutama didorong oleh karena faktor kebutuhan perumahan yang masih defisit (backlog) 8,5 juta unit.
"Setiap tahun terdapat tambahan kebutuhan rumah baru sekitar 800 ribu unit karena adanya pertambahan penduduk," ujar Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero), Iqbal Latanro dalam acara gathering akhir pekan lalu. Pasalnya, saat ini masih banyak pengantin baru yang tinggal di rumah mertua atau memilih tinggal di rumah kontrakan.
Baca Juga:
Di sisi lain, suplai perumahan yang dibangun pengembang maupun secara pribadi oleh masyarakat (swadaya) masih sangat kecil. Pertahun rata-rata hanya terbangun 400 ribu unit rumah. Dengan demikian terjadi ketidak seimbangan antara demand dan supply. "Setiap tahun rata-rata terjadi penambahan backlog (deficit) sebesar 400 ribu unit rumah," kata dia.
Oleh karena itu, sebagai bank yang fokus dalam pembiayaan perumahan, BTN optimis pangsa pasar pembiayaan yang bisa diraih terus meningkat setiap tahun. Apalagi kontribusi pembiayaan perumahan (mortgage loans) terhadap GDP (gross domestic bruto) di Indonesia hanya sekitar dua persen saja. "Kita targetkan pembiayaan tahun ini meningkat 25-30 persen," tuturnya.
BANDUNG - Meski harga rumah terus naik dan lahan semakin sempit namun diperkirakan pasar perumahan di Indonesia masih akan mengalami peningkatan.
BERITA TERKAIT
- SheTrades Buka Peluang Pengusaha Perempuan RI Go International
- TDN Hadir di Purwokerto, Wujud Komitmen Penuhi Kebutuhan Daging Masyarakat
- Kideco Berkomitmen untuk Menyempurnakan Kualitas Laporan Berkelanjutan
- Shell Membantah Bakal Tutup SPBU di Indonesia
- BTN Raih Penghargaan di Ajang LinkedIn Talent Awards
- Melalui UMK Academy, Pertamina Dukung UMKM Bersaing di Tingkat Global