Indonesia Masih Kekurangan Ratusan Pilot Komersial

Indonesia Masih Kekurangan Ratusan Pilot Komersial
Indonesia Masih Kekurangan Ratusan Pilot Komersial
Menurutnya, proses pembentukan DPST sudah dimulai sejak awal tahun 2012, atas bantuan dan dukungan pimpinan dan staf TNI AU, Mabes TNI, Kementerian Pertahanan, Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Daerah Tasikmalaya. Keberadaan Dirgantara Pilot School Tasikmalaya itu diharapkan bisa memberikan kontribusi ke dunia penerbangan serta mendorong pertumbuhan ekonomi, kepariwisataan termasuk di Tasikmalaya dan sekitarnya.

Saat ini, PT DAE memiliki 2 unit pesawat Cessna 172SP buatan tahun 2003. "Sesuai master plan PT DAE, pada akhir tahun 2013 ditambah 4 unit, pada pertengahan 2014 tambah 4 unit dan akhir tahun 2014 tambah 2 unit multi engine sehingga total 12 unit pesawat," ujar Warsito.

Berdasarkan kurikulum pendidikan, ujar Warsito, para lulusan DPST akan mendapatkan rating Private Pilot Licence (PPL), Civil Pilot Licence (CPL) dan Instrument Rating, dengan total jam ground school 540 jam dan terbang 180 jam. Pendidikan itu  ditempuh selama 15-18 bulan.

"Diharapkan nantinya penerbang lulusan DPST akan mampu untuk menerbangkan pesawat generasi terakhir Boeing 373 series, Airbus 320 series, Embraer, atau Bombardier, kemudian meningkat ke pesawat berbadan lebar, yaitu Boeing 777 series, Boeing 747 series, Airbus 330 atau Airbus 380," ujar Warsito. (fas/jpnn)

JAKARTA - Direktur PT Dirgantara Aviation Engineering (DAE), Marsma TNI (Purn) Wasito SE, mengatakan bahwa kebutuhan maskapai komersial di Indonesia


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News