Indonesia Masih Kuat Hadapi Tekanan The Fed
![Indonesia Masih Kuat Hadapi Tekanan The Fed](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/normal/2017/02/20/82d3fdf381981edce0b5a2af95c49642.jpg)
Selain itu, risiko geopolitik Eropa, yakni penantian hasil pemilu beberapa negara di Benua Biru, masih dicermati BI.
Risiko domestik adalah inflasi yang didorong komponen harga yang diatur pemerintah (administered price).
’’Harga komoditas dan minyak mentah dunia meningkat. Itu bisa menjadi harapan bagi ekspor Indonesia,’’ ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara.
Sepanjang awal tahun ini, tampaknya kondisi ekspor perlu lebih diperhatikan.
Sebab, surplus neraca perdagangan pada Februari 2017 hanya USD 1,32 miliar atau lebih rendah secara month-to-month (mtm).
Pada Januari 2017, surplus neraca perdagangan masih USD 1,43 miliar.
Surplus neraca perdagangan didukung kenaikan ekspor kelapa sawit dan minyak mentah.
Surplus tersebut mampu mendorong cadangan devisa yang pada akhir Februari lalu naik menjadi USD 119,9 miliar.
Bank Indonesia (BI) akhirnya mempertahankan suku bunga acuan BI 7-day reverse repo rate di level 4,75 persen.
- Efek The Fed, Kurs Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat
- Pandu Sjahrir Wakili Danantara Bahas Program 3 Juta Rumah di BI, Perannya Masih Rahasia
- BI Bakal Kucurkan Likuiditas Senilai Rp 80 Triliun Demi Program 3 Juta Rumah
- Dukung Pemberdayaan UMKM, Bea Cukai Ajak Bank Indonesia dan BSI Berkolaborasi
- Bea Cukai Bersama BI dan BSI Bersinergi dalam Pemberdayaan UMKM di Malut dan Kepri
- Cadangan Devisa Naik Tipis, Kini Nilainya Sebegini