Indonesia Masih Kuat Hadapi Tekanan The Fed
Pada Januari, cadangan devisa mencapai USD 116,9 miliar.
Cadangan devisa itu cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Angka tersebut masih melampaui standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
’’Rupiah masih menguat di tengah ketidakpastian pasar keuangan global dan mampu terapresiasi 0,17 persen (ytd). Penguatan rupiah didukung meningkatnya penjualan valuta asing dan aliran modal yang masuk ke pasar keuangan Indonesia,’’ jelas Tirta.
Menurut ekonom Bank Permata Josua Pardede, keputusan The Fed menaikkan suku bunga acuan menjadi satu persen tidak terlalu berdampak karena diantisipasi pasar sejak akhir tahun lalu.
Terbukti, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan menguat di level Rp 13.330–Rp 13,350 per dolar AS.
’’Menurut saya, keputusan Fed yang menaikkan suku bunga acuan AS sebesar 25 basis point sudah diantisipasi pelaku pasar,’’ terang Josua.
Selain itu, pernyataan Ketua Dewan Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen cenderung dovish.
Bank Indonesia (BI) akhirnya mempertahankan suku bunga acuan BI 7-day reverse repo rate di level 4,75 persen.
- Bank Indonesia & dibimbing.id Kolaborasi Melatih 300 Mahasiwa Mahir Digital Marketing
- Bea Cukai Beri Ruang Pelaku UMKM Promosikan Produknya di Atambua International Expo 2024
- Efek Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Rupiah Hari Ini Cerah
- Bank Indonesia Perkuat Sinergi Keuangan Syariah di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
- BI Dorong Ekosistem Halal Lifestyle untuk Kejar Potensi 2 Miliar Populasi Muslim Global
- Kemendag Apresiasi Rabu Hijrah dan BI atas Suksesnya Young Muslim Leader Forum