Indonesia Masih Seksi di Mata Investor Asing
Piter memaparkan, Indonesia masih berpeluang meraih investasi dari rencana-rencana relokasi pabrik. Baik dari Eropa, Amerika Serikat (AS), Tiongkok, maupun Eropa.
Beberapa industri padat karya juga telah berminat untuk masuk. Misalnya, industri baterai dan perakitan ponsel.
Selain itu, makin banyak investor yang masuk ke start-up dalam negeri. Artinya, Indonesia dipandang sebagai tujuan investasi yang menarik.
Namun, menurut Piter, agar realisasi investasi terus meningkat, perlu ada pembenahan di beberapa sektor.
Menurut Piter, kemudahan berusaha dan kualitas tenaga kerja menjadi kunci.
’’Jadi, bukan hanya insentif fiskal. Insentif tidak akan cukup menarik investor kalau reformasi di bidang mendasar lainnya tidak diperbaiki,’’ ujarnya.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengaku, target pertumbuhan investasi dalam lima tahun terakhir sangat tinggi. Yakni, hampir Rp 800 triliun.
Tidak mudah mencapai angka tersebut di tengah ketidakpastian ekonomi global. Apalagi, Indonesia masih berproses menjadi negara yang terbuka.
Investasi ke dalam negeri diyakini masih mengalir deras. Pada semester pertama lalu, realisasi investasi tercatat Rp 395,6 triliun atau tumbuh 9,4 persen secara year-on-year (yoy).
- Menko Perekonomian Ungkap Potensi Baru Dukungan Transisi Energi untuk Indonesia
- Tokoh Masyarakat Banten Minta PSN PIK 2 Jangan Dipolitisasi
- Dorong Laju Investasi di Ngawi, Bea Cukai Menerbitkan Izin Fasilitas Kawasan Berikat
- Pemkot Kupang Dorong Kemudahan Investasi untuk Penyerapan Tenaga Kerja
- ICIIS 2024 Sukses, Shan Hai Map Optimistis Iklim Investasi Indonesia Makin Baik
- Operasikan Pabrik di Jakarta Timur, Grundfos Gelontorkan Investasi Rp 31 Miliar