Indonesia Masih Sulit Memenuhi Standar Produk Uni Eropa

jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah kendala masih mengadang upaya membawa produk Indonesia bersaing di kancah global.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebut masih terdapat hambatan yang perlu diantisipasi sektor industri.
Salah satunya, penetapan tarif bea masuk di beberapa negara untuk produk-produk industri dari Indonesia.
”Kami melihat, kalau hambatan itu dikurangi, kinerja indusri tekstil dan alas kaki juga akan ikut naik,” kata Airlangga, Selasa (2/1).
Hambatan tarif tersebut masih terjadi lantaran sejumlah perjanjian kerja sama ekonomi belum rampung disepakati. Di antaranya dengan Eropa, Amerika Serikat, dan Australia.
”Saat ini dalam proses negosiasi untuk bilateral agreement tersebut. Seperti bea masuk ekspor produk tekstil Indonesia masih dikenai 5–20 persen. Sedangkan ekspor Vietnam ke Amerika dan Eropa sudah nol persen,” ungkapnya.
Pelaku industri bersama pemerintah berharap kerja sama bisnis Indonesia dengan negara-negara asing bisa lebih baik.
Tidak terkecuali bagi industri tekstil dan produk tekstil (TPT).
Sejumlah kendala masih mengadang upaya membawa produk Indonesia bersaing di kancah global.
- Kantongi Izin Kawasan Berkat, PT Globalindo Intimates Siap Dorong Ekspor Garmen dari Klaten
- Bea Cukai Memperkuat Pengawasan untuk Melawan Pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual
- BigBox AI dari Telkom Bantu Tingkatkan Efisiensi dan Produktivitas Bisnis
- MultiVerse Conference 2025 Jadi Ajang Kolaborasi Industri dan Akademisi
- Bea Cukai Amankan Kapal Pengangkut 60 Ribu Batang Rokok Ilegal di Perairan Pulau Setunah
- Bea Cukai Ternate Kawal Ekspor Perdana 600,4 Metrik ton Nikel Cathode ke 3 Negara