Indonesia Masuk 3 Besar Negara Wisatawan Digital
Arief mengatakan, strategi go digital menjadi penting karena konsumen sudah berubah jauh perilakunya yang semakin digital. Traveller saat ini di mana pun dan kapan pun saling terkoneksi dengan adanya mobile apps atau devices.
"Maka jika kita tidak berubah mengikuti perilaku konsumen, kita akan mati. Buktinya jelas, wisatawan digital semakin besar," ujarnya.
Tidak hanya bagi wisman yang akan pelesiran ke Indonesia, go digital juga sangat penting dalam mengembangkan perjalanan wisatawan nusantara. Managing Director Travelport Asia Pacific (APAC) Mark Meehan mengatakan, berdasarkan survei, saat merencakan perjalanan, wisatawan Indonesia lebih suka melakukan riset atau mencari tahu untuk membuat rencana perjalanan.
Ada 93 persen responden yang mengaku menggunakan video dan foto dari media sosial untuk memandu mereka tentang destinasi yang akan dituju. Angka ini di atas rata-rata responden di Asia Pasifik yang hanya 76 persen.
Selanjutnya dari penelitian itu juga diketahui bahwa 84 persen wisnus memanfaatkan jasa profesional di agen perjalanan untuk merencanakan perjalanan. Sedangkan 68 persen responden mengaku memesannya melalui smartphone. Ini merupakan persentase tertinggi di dunia.
"Digitalisasi mampu menciptakan jumlah traveler dan permintaan traveling yang lebih besar di Indonesia. Pengalaman perjalanan menjadi semakin transparan. Traveler bisa saling membandingkan berbagai layanan seperti tarif," ujar Mark Weehan.
Entrepreneur yang juga pendiri Helmy Yahya Broadcasting Academy, Helmy Yahya berpendapat hasil yang dirilis Travelport tentunya sangat sesuai dengan perkembangan yang ada saat ini. Traveler sangat tergantung kepada smartphone dan teknologi digital untuk apa pun, baik mulai dari perencanaan, mencari informasi, memesan hotel hingga saat mereka tiba di destinasi.
"Setelah mereka selesai dari perjalanan, mereka pun menuliskan atau mengabadikan pengalamanya itu melalui konten digital. Di sosial media," ujar Helmy Yahya.
India dan China menjadi negara kantong penyumbang wisman potensial ke Indonesia dan berada di urutan dua teratas. Indonesia sendiri berada di posisi tiga.
- Novita Hardini Sebut Penghapusan DAK Pariwisata akan Mencekik Daerah
- Pembukaan Program S2 King’s College London di KEK Singhasari Menandai Peluncuran HDZ & NHL
- Indef Tanggapi Wacana Pemisahan Ekonomi Kreatif dari Kemenpar
- Fadli Zon Sering Viral di Dunia Maya, Sandiaga pun Tertawa
- Malam Hari ke Cimanggis, Sandiaga Berbicara soal Keris
- Beber Bukti Brand Lokal Bayar Rp 500 Juta Untuk Ikut Event di Paris, Wanda Hamidah: Pembohongan Publik!