Indonesia Memiliki Peluang Besar Saat Australia Perang Dagang dengan Tiongkok
"Wajar saja kalau keduanya tidak saling memprioritaskan untuk tujuan ekspor," ujar Arianto.
Cyrus juga setuju soal ini dengan mengatakan, "ekspor bahan mentah dan ekspor pertanian akan jadi tantangan".
Misalnya saja, permintaan bijih besi dan batu bara dari Australia sangat rendah, karena dua komoditas ekspor terbesar di Australia ini jumlahnya sudah melimpah di Indonesia.
Dengan kata lain, China tidak dapat digantikan dengan mudah oleh Indonesia sebagai tujuan ekspor Australia untuk dua komoditas tersebut.
Sektor pendidikan masih jadi harapan, tapi bukan satu-satunya
Photo: Yayasan Monash University Indonesia, akan menjadi kampus pascasarjana intensif penelitian dengan jaringan koneksi industri, menawarkan gelar master dan PhD, serta program eksekutif dan kredensial mikro. (Supplied: monash.edu.au)
Walaupun Indonesia bukan solusi untuk perang dagang dengan China, Cyrus menggarisbawahi perlu adanya kesadaran soal potensi perdagangan dengan Indonesia.
"Kita harus mulai dengan apa yang bisa ditawarkan Australia dan melihat kalau ada permintaan untuk hal itu atau kalau permintaan dapat diciptakan," katanya.
Salah satunya adalah bidang pendidikan, yang merupakan salah satu dari lima komoditas ekspor utama Australia.
Setelah hubungan perdagangan Australia dengan China melemah akibat kenaikan tarif dan sanksi, eksportir Australia mencari pasar alternatif
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Digitalisasi untuk Mendorong Pengembangan Pariwisata Indonesia Perlu Dilakukan
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina