Indonesia Menghadapi Tantangan Ideologi, PDIP Jangan Puas Menang Pemilu 20 Persen
Iwel Sastra, yang merupakan pemerhati marketing politik, mendukung PDIP memastikan ada cara-cara kreatif agar popularitas calon pemimpin partai itu bersifat organik. Sekaligus juga memastikan calon membiasakan kampanye ide, bukan sekedar gimik.
“Kemunculan mereka harus dipastikan tak sekadar gimik atau joget saja, tetapi harus mulai memunculkan pemikirannya. Ini tantangan khususnya di era sosial media ini," ungkapnya.
"PDIP juga harus membangun rasa bangga dan hilangnya rasa takut masyarakat untuk terbuka mendukung PDIP,” kata Iwel.
Claudius Boekan mendorong agar PDIP memikirkan kemenangan 2024 bukan hanya di pileg, namun juga pilpres.
“Sebab, akan sulit memastikan berjalannya ideologi dalam pemerintahan apabila pemilu legislatif menang tetapi pemilu presiden kalah, misalnya,” kata Boekan.
Hendri Satrio melihat PDIP akan selalu disasar. Sebab, siapa;pun yang ingin menguasai Indonesia, maka harus bisa menguasai PDIP.
"Saya sebagai rakyat menitipkan Indonesia ke PDIP karena merupakan tonggak penjaga Indonesia. Saya juga ajak PDIP pada jalan kepatutan dan kewarasan,” kata Hendri. (boy/jpnn)
PDIP menghadapi berbagai kondisi yang harus dijawab dengan baik menjelang usianya yang ke-50. Jangan puas hanya menang pemilu dengan angka 20 persen saja.
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi
- Pramono Dinilai Samarkan Dukungan PDIP dan Megawati karena Faktor Ahok
- Survei Polling Institute: PDI-P Berpotensi Keok di Jabar XI
- DPR Dukung Penuh Menko Polkam Lindungi Pelajar dari Judi Online
- Calon PDIP Kalah di SMS, Yoshua: Efek Maruarar Sirait Pindah ke Gerindra
- Debat Pamungkas, Andika Singgung 3,37 Juta Rakyat Miskin di Jateng
- Hasto PDIP Sebut Kedekatan Anies dengan Pram-Doel Akibat Demokrasi yang Dikebiri