Indonesia Perlu Membangun Klaster Lokal untuk Mendominasi Pasar Pangan Dunia
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Muhammad Rapsel Ali mengatakan kehadiran BUMN Klaster Pangan adalah salah satu terobosan yang diharapkan bisa mewujudkan ekosistem pangan nasional unggul dan berdaya saing.
Menurutnya BUMN Klaster Pangan lebih siap untuk bersinergi dan membangun kolaborasi, mendukung program pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional melalui ketersediaan, keterjangkauan, peningkatan kualitas, dan keberlanjutan.
Selain BUMN Klaster Pangan, kata Rapsel, pemerintah juga perlu mendorong peran swasta termasuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Khusus UMKM, penyediaan bahan baku, proses produksi dan teknologi, keuangan, pemasaran, Sumber Daya Manusia (SDM), dan penciptaan nilai tambah perlu menjadi perhatian.
Menantu Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin itu menuturkan bahwa terobosan lain yang bisa dilakukan adalah membangun klaster pangan lokal.
"Pembangunan klaster pangan lokal berdasarkan pulau dan komoditasnya sangat penting dan memang sangat memungkinkan di Indonesia,” kata Rapsel, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (31/10).
Dengan kondisi geografis, tanah yang bagus, serta iklim tropis, berbagai jenis tanaman bisa tumbuh di Indonesia merupakan potensi luar biasa.
“Tanah di negeri ini dapat ditanami berbagai jenis tanaman. Dan kalau kalau masing-masing daerah memiliki potensi tanaman dan hasil pangan sendiri, itu akan luar biasa,” ujar politikus Partai NasDem tersebut.
Menurut Rapsel Ali, Indonesia perlu membangun klaster lokal untuk dapat mendominasi pasar pangan dunia.
- Wamen Viva Yoga Yakin Indonesia Bisa Wujudkan Swasembada dan jadi Lumbung Pangan Dunia
- Anwar Ibrahim Tertawa Saat Prabowo Berseloroh Meminta Mobil F1
- Apa Kendala Proses Ekstradisi Paulus Tannos dari Singapura ke Indonesia
- Selandia Baru Menuju Negara Tanpa Rokok 2025, Indonesia Juga Bisa
- Prabowo Bertukar 5 Kerja Sama dengan India, Kesehatan Hingga Digital
- Indonesia Bisa Memainkan Peran Strategis Menjembatani Negara-Negara BRICS dan OECD