Indonesia Presidensi G20 dan Perdamaian Dunia
Oleh MH Said Abdullah - Ketua Badan Anggaran DPR RI
Kedua, sikap itu menunjukkan arogansi Amerika Serikat dan sekutunya. Semua hal dan instrumen mereka gunakan untuk mendukung kepentingan aliansi mereka. Seolah semua pihak harus tunduk dan mengalah atas kepentingan mereka.
Meskipun bukan pada tempatnya yang proprosional melibatkan konflik Rusia dan Ukraina di G20, namun Indonesia memilih berpikir dewasa dan menunjukkan kepada dunia, bahwa Indonesia memiliki komitmen yang kuat atas upaya perdamaian dunia.
Presiden Joko Widodo mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelenksky sekaligus juga mengundang Presiden Vladimir Putin pada KTT G20 Oktober mendatang di Bali.
Jika mengacu pada ketentuan G20, tentu saja Presiden Ukraina Volodymyr Zelenksky tidak memiliki hak bicara karena Ukraina bukan anggota G20.
Ruang bagi Zelenksky di KTT G20 tentu saja hanya sebagai pemantau.
Namun Indonesia sebagai tuan rumah KTT sekaligus Presidensi G20 dapat membuat side event meeting yang mempertemukan Zelenksky dan Putin.
Apalagi tiga tema sentral G20, yakni Global Health Architecture, Sustainable Energy Transition, dan Digital Transformation sama sekali tidak terkait dengan Perang di Ukraina.
Kita berharap Amerika Serikat dan aliansinya bisa melihat kesungguhan Indonesia dalam mengupayakan perdamaian kedua belah pihak.
Meskipun bukan pada tempatnya melibatkan konflik Rusia & Ukraina di G20, namun Indonesia memiliki komitmen yang kuat atas upaya perdamaian dunia.
- Presidensi G20 Afrika Selatan 2025, Indonesia Dorong Pencapaian Target SGDs 2030
- Kabur ke Rusia, Bashar al-Assad dan Keluarganya Kantongi Suaka
- Tanda-Tanda dan Kronologi Kejatuhan Bashar al-Assad di Suriah
- Militan Suriah Menang, Bashar Menghilang, Dinasti Assad Tumbang
- Di Tengah Gempuran Rusia, 75 WNI Masih Bertahan di Ukraina
- Jelang Pencoblosan Pilkada, PDIP Jatim Minta Cakada Bisa Ikut Mengawal Suara