Indonesia Punya 106 Ribu Apoteker, 60 Persennya Terkonsentrasi di Jawa

Indonesia Punya 106 Ribu Apoteker, 60 Persennya Terkonsentrasi di Jawa
Psikolog Klinis Anak dan Keluarga, Irma Gustiana Andriyani, S.Psi., M.Psi. (kedua dari kanan) diapit Ketum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) apt. Noffendri Roestam, S.Si., dan dr. Muhammad Fajri Adda’i, residen kardiologi dan dokter influencer. Foto tangkapan layar podcast Swamedikasi

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) apt. Noffendri Roestam, S.Si. mengungkapkan sebanyak 60 persen apoteker terkonsentrasi di Pulau Jawa, sedangkan sisanya tersebar di seluruh Indonesia.

Pola itu juga terlihat di tingkat provinsi. Mayoritas apoteker praktik di ibu kota dibandingkan kabupaten atau kota lainnya. 

Hingga Oktober 2024, Indonesia memiliki 106 ribu apoteker, tetapi distribusi yang tidak merata menghambat layanan kesehatan di banyak wilayah. 

Noffendri mengatakan setiap tahun, sekitar 12 ribu apoteker baru lulus dari 70 perguruan tinggi farmasi di Indonesia.

Namun, tanpa insentif pemerintah untuk mendorong mereka mengabdi di daerah terpencil, pemerataan tenaga kesehatan tetap menjadi tantangan. 

“Kami berharap apoteker tidak hanya praktik di kota besar, tetapi juga menjangkau daerah yang membutuhkan,” kata Noffendri dalam diskusi kesehatan secara daring, Jumat (10/1).

Di tengah keterbatasan fasilitas kesehatan, swamedikasi—pengobatan mandiri untuk gangguan kesehatan ringan—muncul sebagai alternatif penting. 

Menurut dr. Muhammad Fajri Adda’i, residen kardiologi dan dokter influencer, Swamedikasi membantu masyarakat mengatasi gejala ringan sekaligus mengurangi beban fasilitas kesehatan. Namun, edukasi menjadi kunci keberhasilan. 

Indonesia punya 106 ribu apoteker, 60 persennya di antaranya terkonsentrasi di Pulau Jawa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News