Indonesia Re: Industri Asuransi Harus Punya Strategi untuk Hadapi Tantangan Global
jpnn.com, JAKARTA - Indonesia Re menegaskan pentingnya perencanaan strategis berbasis manajemen risiko untuk menghadapi tantangan global dan menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Lewat kegiatan yang dihadiri Dewan Komisaris dari Indonesia Re Group, Indonesia Re mengajak pimpinan anak usaha, Reindo Syariah dan Asuransi ASEI untuk mendiskusikan isu-isu strategis jelang 2025.
Diskusi itu untuk mengintegrasikan Risk-Based Budgeting dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).
Direktur Manajemen Risiko, Kepatuhan, SDM, dan Corporate Secretary Indonesia Re Robbi Yanuar Walid mengatakan bahwa sebagai bagian dari industri asuransi dan reasuransi, Indonesia Re memiliki tanggung jawab untuk memilih dan mengelola risiko yang dihadapi oleh masyarakat.
“Budaya sadar risiko terlihat mudah diucapkan, tetapi proses internalisasi hingga implementasinya membutuhkan waktu panjang dan kerja keras,” ucap Robbi dalam keterangannya, Selasa (10/12).
Menurut dia, pendekatan terhadap manajemen risiko tidak hanya bersifat kuantitatif, melainkan juga kualitatif.
Proses tersebut melibatkan upaya internalisasi budaya sadar risiko, mulai dari mengenali risiko hingga memitigasinya.
“Kita harus memastikan bahwa setiap individu di organisasi memahami risiko di lingkup kerja mereka dan berkontribusi pada mitigasi risiko secara kolektif,” kata dia.
Indonesia Re menegaskan pentingnya perencanaan strategis berbasis manajemen risiko untuk menghadapi tantangan global dan menjaga stabilitas ekonomi nasional.
- Qoala Plus Sambut 2025 dengan Inovasi dan Komitmen Berkelanjutan Kepada Mitra
- Kementerian BUMN & Indonesia Re Group Selenggarakan Rangkaian Perayaan Natal
- Indonesia Re Ungkap Inisiatif dan Optimalitas Proses Bisnis di 2025
- Indonesia Re Rayakan Hari Ibu dengan Berbagai Kegiatan, Seru
- Indonesia Re Raih Anugerah BUMN Informatif Berkat Komitmen Keterbukaan Informasi Publik
- Slamet & Ivan Disebut Bisa Perkuat FWD Insurance di Industri Asuransi