Indonesia Research Day di Universitas Adelaide
Namun persentase tersebut masih kecil jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya seperti Singapura, Vietnam, dan Thailand. Salah satu pendiri GoLive Indonesia tersebut menganalisa terdapat empat faktor utama yang menyebabkan tersendatnya sektor jasa di Indonesia, yakni minim apresiasi terhadap insentif, kurangnya koordinasi antar lembaga pemerintah terkait, kebijakan yang kompleks dan sulit dipahami (khususnya oleh pihak asing), serta pasar yang terlalu sensitif terhadap perubahan.
Prof Findlay memberikan dua poin rekomendasi untuk mendorong pertumbuhan sektor jasa di Indonesia, yakni mendorong transparansi dan kejelasan informasi kebijakan pemerintah, serta meingkatkan keterlibatan Indonesia dalam komitmen internasional seperti ASEAN, APEC, maupun bilateral dengan Australia.
Sesi pertama diskusi panel mengangkat topik perdagangan dengan pembicara Agung Haris, Kepala Indonesia Trade Promotion Centre (ITPC) dan Steven Baker, Ketua Australia-Indonesia Business Council regional Australia Selatan (AIBC).
Sesi ini membahas peluang bisnis dan investasi baik di Indonesia maupun Australia. Steven Baker secara khusus memberikan pandangan pelaku bisnis di Australia ketika bekerjasama dengan Indonesia, “implementasi kebijakan yang belum sampai ke bawah, hambatan perdagangan, dan ketidakjelasan informasi (perihal registrasi bisnis, aturan investasi, dsb) masih menjadi tantangan besar.â€
Namun ia menjelaskan bahwa kerjasama bisnis antara dua negara sudah mengalami peningkatan dengan adanya kerjasama antar regional. “Misalnya kerjasama South Australia dengan Jawa Barat, proyek Solar Power di Maluku, proyek terminal 3 bandara Soekarno Hatta, dan pengadaan spare part untuk PINDAD,†ujarnya menutup sesi pertama.
Sesi kedua mendiskusikan mengenai perdagangan dan bisnis di Indonesia. Fajar Hirawan, kandidat Ph.D di University of Sydney mempresentasikan bagaimana ketegangan politik diantara Indonesia dan Australia mempegaruhi perdagangan bilateral diantara kedua negara tersebut. Hasil risetnya menunjukan bahwa perisitwa bom Bali memberikan efek yang lebih besar pada perdagangan bilateral dibandingkan isu-isu politik pada masa setelah Orde Baru hingga masa pemerintahan SBY.
Pembicara selanjutnya adalah Ani Wilujeng Suryani, kandidat Ph.D di University of South Australia. Risetnya menganalisa preferensi lulusan Akuntasi yang cenderung memilih berkarir di pemerintahan atau korporasi dibandingkan di Kantor Akuntan Publik (KAP).
Sesi kedua ditutup oleh pembicara ketiga, Leah Wilson. Mahasiswi University of Adelaide ini memparkan bagaimana industri busana memberi dampak negatif pada masyarakat dan lingkungan di Indonesia, melalui proses produksi yang tidak berkesinambungan hingga dampak sosial yang ditimbulkan.
Hari Riset Indonesia (Indonesia Research Day atau IRD) digelar di University of Adelaide Australia pekan lalu. Seminar tahunan ini merupakan kerjasama
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat