Indonesia Research Day di Universitas Adelaide

Indonesia Research Day di Universitas Adelaide
Indonesia Research Day di Universitas Adelaide
Indonesia Research Day di Universitas Adelaide
Monica Hartanti - Moderator Panel perdagangan dan bisnis, Fajar Hirawan - kandidat PhD University of Sydney, Ani Wilujeng Suryani - kandidat PhD University of South Australia dan Leah Wilson – pelajar double Bachelor Studi Internasional dan studi pembangunan University of Adelaide.

Sesi ketiga mengangkat topik pemerintahan dan reformasi birokrasi. Pembicara pertama, Maryke Van Dierman, kandidat Ph.D di University of Adelaide, mempresentasikan risetnya mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam memberikan perlindungan sosial di Indonesia.

“Setelah masa Orde Baru, LSM mempunyai peranan penting dalam mengadvokasi perlindungan sosial ke tahap yang lebih jauh. Sebagai contoh, LSM dapat mempengaruhi pemerintah untuk mengesahkan kebijakan BPJS,” ujarnya.

Panelis kedua Sukendar, kandidat Ph.D di Flinders University memaparkan efektivitas Perlindungan Terpadu Penanganan Kekerasan (PTPK) di Semarang dan Cilacap dalam mengadvokasi korban Kekerasan Domestik dalam Rumah Tangga (KDRT). Namun, masih ada beberapa tantangan dalam implementasi di lapangan, misalnya kurangnya koordinasi antar pihak terkait, staf yang kurang berpengalaman, lemahnya komunikasi dengan LSM, serta tidak adanya payung hukum di tingkat daerah.

Pembicara ketiga, Muhammad Maulana, kandidat Master di Flinders University, mengkritisi Kabinet Indonesia Bersatu II (periode 2011-2015) yang dianggap gagal dalam mengalokasikan 5% dana kesehatan sebagaimana tercantum dalam APBN.

Panelis terakhir adalah Mochamad Mustafa, kandidat Ph.D di University of Adelaide, menganalisa dinamika politik lokal yang mempengaruhi reformasi birokrasi dalam hal ‘lelang’ (procurement) di Surabaya dan Bogor.

Lebih jauh, Mustafa melihat bahwa reformasi birokrasi tidak dapat dilakukan oleh pihak tunggal (pemimpin daerah), namun juga seluruh aktor di daerah tersebut. Surabaya dianggap berhasil melakukan reformasi di bidang ‘lelang’ karena institusi akademis, media, dan LSM pro-reformasi, yang pada akhirnya berhasil mengurangi tingkat korupsi di daerah. Sebaliknya di Bogor, minimnya aktor pro-reformasi menyebabkan ‘lelang bersih’ masih tersendat.

Indonesia Research Day di Universitas Adelaide
Koordinator GoLive Indonesia - Aritta Gracia Girsang (tengah) berfoto bersama para panelis sesi Budaya Ferry & Yenny, Suryo Guritno, Brett Caliss dan Emily Rustanto (dari kiri ke kanan).

Sesi terakhir membahas bagaimana kekuataan budaya yang dapat merekatkan kedua negara. Adelindo Angklung menyampaikan kesan dalam memperkenalkan budaya Indonesia melalui musik angklung di Australia Selatan.

Senada dengan Adelindo, Rebana El-Musafeer menceritakan pengalamannya dalam membawa misi perdamaian melalui musik rebana yang identik dengan nuansa islami. “Dengan musik, kita belajar menerima perbedaan, dan karenanya kita bisa menjadi teman,” ujar Suryo Guritno.

Hari Riset Indonesia (Indonesia Research Day atau IRD) digelar di University of Adelaide Australia pekan lalu. Seminar tahunan ini merupakan kerjasama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News