Indonesia sebagai Benteng Terakhir Palestina
Oleh Dhimam Abror Djuraid
jpnn.com - Hampir setiap Ramadan terjadi insiden di Masjidilaksa, Palestina, yang melibatkan umat Islam dengan pasukan keamanan Israel.
Tahun ini pun demikian. Tentara Israel menyerbu masuk ke masjid dan membubarkan paksa jemaah yang sedang melaksanakan salat Tarawih. Tentara Israel juga menembakkan senjata ke arah anak-anak muda yang berlindung di masjid.
Israel membela diri dengan mengatakan mereka harus mengejar para demonstran yang sengaja melakukan provokasi.
Kendati demikian, tindakan Israel ini tetap berlebihan karena menyerang dan membubarkan paksa jemaah yang sedang salat.
Menurut standar pengamanan yang baku, semestinya tentara keamanan Israel cukup mengepung masjid dan menunggu sampai salat jemaah selesai.
Insiden akhir-akhir ini menjadi serangkaian serangan kesekian kalinya yang dilakukan Israel terhadap posisi Palestina.
Beberapa hari sebelumnya tentara Israel menyerbu ke stadion sepak bola dan melepaskan tembakan. Alasannya sama, mengejar sekelompok demonstran yang dicap sebagai ekstremis.
Insiden itu berurutan dengan pencoretan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20. Kejadian di Palestina itu menunjukkan Israel menggunakan cara-cara represif dalam menangani berbagai upaya perlawanan oleh bangsa Palestina.
Hubungan baik Indonesia dengan Israel, kalau toh ada, tidak serta-merta menghapusk kejahatan kemanusiaan yang dilakukan terhadap Palestina selama 75 tahun.
- Hamas Siap Berdialog dengan Utusan Donald Trump demi Gaza, Ini Syaratnya
- Dunia Hari Ini: Sandera Israel dan Palestina Dibebaskan Setelah 15 Bulan Perang di Jalur Gaza
- IMLA Meragukan Komitmen Netanyahu soal Gencatan Senjata di Gaza
- Indonesia Dinilai Cocok Jadi Penampungan Warga Gaza, Kemlu Cuma Merespons Begini
- Trump Segera Berkuasa, Timnya Pertimbangkan Indonesia Jadi Tujuan Relokasi Warga Gaza
- Dunia Hari Ini: Israel dan Hamas Setuju Gencatan Senjata