Indonesia Siap Dominasi Ekonomi Dunia
JAKARTA - Masa depan cerah membentang di hadapan Indonesia. Dengan berbagai tantangan dan kendala, termasuk menghadapi pasar bebas, Indonesia diproyeksi bangkit menjadi satu di antara tiga macan Asia yang mendominasi perekonomian dunia.
Ekonom Bank DBS Gundy Cahyadi menyatakan, Tiongkok, India, dan Indonesia menjadi pilar kekuatan ekonomi kelompok Asia-10 yang akan mendongkel dominasi trio raksasa ekonomi saat ini. Yakni, Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan Jepang.
"Abad ke-21 ini akan menjadi era kejayaan Asia," ujarnya saat paparan hasil riset DBS di Jakarta kemarin (16/10).
Asia-10 adalah istilah untuk menyebut 10 negara/kawasan dengan ekonomi terbesar di Asia, kecuali Jepang. Selain Tiongkok, India, dan Indonesia, ada Korea Selatan, Taiwan, Singapura, Filipina, Malaysia, Thailand, dan Hongkong.
"Saat ini pun ekonomi Asia-10 sudah hampir sama dengan ukuran ekonomi AS yang mencapai USD 16 triliun," katanya.
Menurut Gundy, krisis 2008 yang merupakan krisis finansial terparah dalam 100 tahun terakhir menggembosi mesin-mesin perekonomian AS. Karena itu, dengan ekonomi yang rata-rata hanya tumbuh 2,5 persen per tahun, AS akan disalip Asia-10 yang ekonominya tumbuh rata-rata 6,25 persen per tahun.
"Pada 2039, Tiongkok akan menggeser Amerika sebagai kekuatan ekonomi terbesar dunia," ungkapnya.
Sebagai gambaran, saat ini AS masih menjadi raja ekonomi dunia dengan nilai produk domestik bruto (PDB) mencapai USD 16,80 triliun berdasar data Bank Dunia 2013. Tiongkok berada di posisi kedua dengan nilai USD 9,24 triliun, lalu disusul Jepang (USD 4,90 triliun), dan Jerman (USD 3,63 triliun). Indonesia saat ini menduduki posisi ke-16 dengan PDB hanya USD 868,34 miliar.
Optimisme yang sama diutarakan managing director sekaligus ekonom senior Standard Chartered Indonesia Fauzi Ichsan. Menurut dia, sepanjang periode 2001-2010, ekonomi Indonesia rata-rata tumbuh 5,2 persen.
Dengan potensi yang dimiliki, skenario optimistis menempatkan Indonesia pada laju pertumbuhan ekonomi rata-rata 7,0 persen per tahun sepanjang 20 tahun mendatang.
"Jika itu bisa dicapai, Indonesia bakal masuk jajaran 10 besar ekonomi dunia pada 2020 dan naik lagi ke posisi keenam besar dunia pada 2030," tuturnya.
Apa faktor yang membuat cerahnya prospek ekonomi Indonesia? Fauzi menjelaskan bahwa besarnya populasi dan penduduk usia produktif membikin kekuatan konsumsi domestik tetap menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia dalam dua dekade mendatang. "Jika ditambah dengan investasi, ini akan menjadi potensi yang luar biasa," tuturnya.
Potensi itu sejalan dengan riset Boston Consulting Group (BCG). Lembaga konsultan ternama dunia tersebut menyebutkan bahwa jumlah masyarakat kelas menengah Indonesia yang pada 2013 mencapai 74 juta orang akan melesat menjadi 140 juta orang pada 2020.
Menariknya, optimisme masyarakat kelas menengah Indonesia jauh lebih tinggi ketimbang kelas menengah di Tiongkok, India, Brasil, dan Rusia. (owi/c14/oki)
JAKARTA - Masa depan cerah membentang di hadapan Indonesia. Dengan berbagai tantangan dan kendala, termasuk menghadapi pasar bebas, Indonesia diproyeksi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pupuk Subsidi 2025 Dialokasikan Rp 46,8 T, Mentan Amran Pastikan Distribusi Tepat Sasaran
- Alhamdulillah, Anggaran Kredit Investasi Padat Karya Mencapai Rp 20 Triliun
- Harga Emas Antam Hari Ini 25 Desember, Stabil!
- Puncak Nataru, Garuda Indonesia Group Menerbangkan 77.552 Penumpang
- Lewat Program 'Didik', Bea Cukai Tingkatkan Kompetensi Perusahaan Penerima Fasilitas AEO
- Bank Mandiri Buktikan Komitmen Menyukseskan 3 Juta Rumah Dengan Jadi Penyalur FLPP