Indonesia Siap Tebar Pesona di Eropa Melalui Europalia Arts Festival 2017
Puan mengatakan, ragam seni budaya yang ditampilkan nanti telah melalui hasil kurasi karya seni oleh kurator Europalia Indonesia dan Europalia internasional. Berbagai disiplin artis akan ditampilkan melalui dasar empat pilar.
Yaitu heritage, menampilkan warisan budaya Indonesia. Kedua Contemporary, yaitu pertunjukan seni kontemporer Indonesia. Ketiga creation, menampilkan hasil kreasi baru karya para seniman Indonesia.
“Dan yang terakhir Exchange, yakni kolaborasi seni yang dihasilkan secara persamaan oleh seniman Indonesia dan Eropa,” kata dia.
Puan berharap kegiatan ini dapat menjadi pengalaman berharga bagi para pelaku seni dan budaya untuk dapat ditularkan kepada stakeholders lainnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik dan mendukung penuh kehadiran Indonesia di ajang “Europalia Arts and Festival 2017”. Menurut Menpar kegiatan ini menjadi kesempatan besar bagi Indonesia untuk menunjukkan berbagai karya seni dan budaya terbaik ke pentas dunia khususnya masyarakat Eropa.
Dari sisi faktor sukses penyelenggaraan, Menpar melihat dengan banyaknya seni budaya yang ditampilkan, penting untuk dapat menghadirkan filosofi dari karya seni tersebut. Hal itu agar publik internasional, dalam hal ini masyarakat Eropa, mengerti maksud atau makna atas sajian budaya yang ditampilkan.
“Jadi penting untuk sebelum ditampilkan, disampaikan sinopsis singkat mengenai makna dari karya seni tersebut,” kata Menpar Arief Yahya.
Hal ini penting karena di dunia pariwisata ada tiga hal yang dapat “dijual”. Yakni product, process dan philosophy.
- Novita Hardini Sebut Penghapusan DAK Pariwisata akan Mencekik Daerah
- Indef Tanggapi Wacana Pemisahan Ekonomi Kreatif dari Kemenpar
- Fadli Zon Sering Viral di Dunia Maya, Sandiaga pun Tertawa
- Malam Hari ke Cimanggis, Sandiaga Berbicara soal Keris
- Beber Bukti Brand Lokal Bayar Rp 500 Juta Untuk Ikut Event di Paris, Wanda Hamidah: Pembohongan Publik!
- Gegara Konsep Languagepreneur, STBA LIA Dipuji Menteri Sandiaga