Indonesia Suarakan Kekhawatiran soal Penggunaan AI di Militer

Menurut Andi, sistem otonomi menciptakan risiko bahwa pemimpin akan memilih menggunakan senjata otonom dibandingkan dengan penyelesaian non-militer. Dalam hal ini, batasan untuk melakukan aksi militer akan lebih rendah.
Jika senjata otonom semakin sering digunakan, maka akan ada risiko aksi militer semakin cepat diputuskan sehingga mempersempit ruang untuk negosiasi diplomatik.
Andi juga memperingatkan adanya risiko teknologi ini bisa diakses oleh berbagai pihak, termasuk kelompok teroris, mengingat rendahnya biaya yang diperlukan untuk mengembangkan platform kecerdasan buatan.
"Perkembangan kecerdasan buatan dalam militer menimbulkan berbagai risiko yang harus dihadapi, termasuk risiko etika," kata dia. (ant/dil/jpnn)
Indonesia bertekad terlibat aktif dalam forum global yang mencoba memperkuat pendekatan untuk pengembangan AI yang bertanggung jawab di bidang militer
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Dukung Pertumbuhan Kredit Digital, CBI Luncurkan Income Predictor & Debtor Insight
- Pertama di Indonesia, Lintasarta dan NVIDIA Luncurkan Semesta AI
- Confluent Cloud Luncurkan Fitur Baru untuk Apache Flink, Permudah Implementasi AI Real-Time
- Solusi AI Telkom: Inovasi Digital untuk Tingkatkan Daya Saing Bisnis
- ASUS Luncurkan ROG Phone 9 Series, Sebegini Harganya
- Menag Sebut Kemajuan Teknologi Ungkap Kebenaran Ilmiah Al-Qur'an