Indonesia Tak Berani Kirim Kapal Perang
Andalkan Diplomasi Deplu untuk Bebaskan Sandera
Selasa, 23 Desember 2008 – 01:46 WIB
JAKARTA - Pemerintah Indonesia belum berpikir untuk mengirimkan kapal perang dan pasukan khusus untuk membebaskan sebelas warga Indonesia anak buah kapal (ABK) Malaysia yang disandera bajak laut Somalia di Lepas Pantai Yaman. Juru Bicara Departemen Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan, pengiriman kapal perang belum dilihat sebagai suatu opsi yang memberikan manfaat. Deplu menjelaskan, saat ini pemerintah Indonesia menunggu rencana Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membentuk pasukan penjaga perdamaian (peacekeeping operations). ”Nanti Indonesia diharapkan bisa ikut berperan di sana,” ujarnya.
Sebab, kapal-kapal perang yang dikirimkan negara-negara lain seperti Tiongkok dan Iran ternyata tidak juga bisa berbuat banyak. ”Mereka tidak bisa melakukan aksi militer karena kapal-kapal tanker Arab Saudi dan Jordania yang telah dibajak, dipasangi alat peledak,” ujarnya saat dihubungi Jawa Pos, Senin (22/12).
Baca Juga:
Aksi militer yang dilakukan beberapa negara justru menimbulkan korban jiwa pada penduduk sipil. Sebab, medan yang dipilih pembajak memang tergolong berat. ”Medannya berat, jadi hingga kini kita belum melihat bahwa mengirimkan kapal perang itu bisa memberikan dampak yang efektif,” imbuhnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Pemerintah Indonesia belum berpikir untuk mengirimkan kapal perang dan pasukan khusus untuk membebaskan sebelas warga Indonesia anak buah
BERITA TERKAIT
- Dokter Asal Arab Saudi Pelaku Serangan yang Menewaskan 2 Orang di Pasar Natal
- Pengelolaan Perbatasan RI-PNG Jadi Sorotan Utama di Sidang ke 38 JBC
- Bertemu PM Pakistan, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan
- 13 Orang Tewas dalam Kecelakaan Kapal di India Bagian Barat
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Bertemu Paus Fransiskus, Arsjad Rasjid Bawa Misi Kemanusiaan