Indonesia Tanah Air Beta

Oleh: Agus Widjajanto - Pemerhati Masalah Sosial Budaya, Hukum Politik dan Sejarah Bangsa

Indonesia Tanah Air Beta
Pemerhati Masalah Sosial Budaya, Hukum Politik dan Sejarah Bangsa Agus Widjajanto. Foto: Dokumentasi pribadi

Menurut penulis ini merupakan siklus peradaban dan kehidupan pada setiap masa milenial dan suatu bangsa, bahwa dimuka bumi ini selalu silih berganti peradaban dan telah terjadi kiamat besar maupun kecil pada setiap bangsa berdasarkan hitungan waktu, Cokro Manggilingan, berdasarkan penemuan arkeologi yang telah hidup jutaan tahun sebelum generasi kita sesungguhnya ada peradaban dan kehidupan yang silih berganti.

Bahwa pada setiap zaman akan selalu berkembang dan berputar sesuai alamiah dengan gerakan semesta. Teori-teori baru akan selalu ditemukan yang akan membantah atau melengkapi dan memperbaiki teor-teori sebelumnya yang merupakan bagian dari sunatullah (hukum alam kodrat dan irodhat).

Bahwa  hukum keharmonisan alam semesta akan selalu bergerak, dan berputar searah jarum jam. Misteri Cosmos hingga saat ini belum terpecahkan, dimana Kekuasaan Tuhan adalah Semesta itu sendiri. Wajah Tuhanya seluruh alam semesta itu sendiri dengan segala perbedaan mahluk, tetapi dituntut agar terjadi keharmonisan keseimbangan alam itu sendiri sebagai hukum.

Yang pasti Nenek moyang kita yang mendiami ribuan pulau-pulau di Nusantara ini hingga tertulis dalam manuskrip pernah berdiri Kerajaan Kerajaan Besar yang Menguasai Asia Tenggara hingga masuknya bangsa Portugis, Belanda hingga Inggris yang awalnya adalah berdagang mencari rempah rempah-rempah.

Dahulu dikenal dengan nama Hindia  Belanda dan sekarang bernama Indonesia. 

Sebagai negara kesatuan yang berbentuk Republik (Vide Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945) adalah manusia-manusia yang beradab dan menjunjung tinggi demokrasi sesuai diamanatkan pada pembukaan Preambule dari Kontitusi kita, bahwa sejatinya musyawarah untuk mencapai mufakat berdiri sama tinggi, duduk sama rendah adalah manifestasi dari demokrasi itu sendiri ala Indonesia yang digali berdasarkan local wisdom dan berdasarkan budaya asli bangsa sendiri.

Jagalah Keindonesiaan dari budaya asing dari demokrasi Asing dari Sistem Ekonomi asing.

Cintailah negeri jangan bertanya apa yang bisa diberikan oleh negara kepadamu tetapi bertanyalah pada setiap diri kalian apa yang bisa dirimu persembahkan kepada bangsa dan negaramu. walau sekecil apapun yang bermanfaat bagi sesama bagi keluarga dan lingkunganmu.(jpnn)

Nama Indonesia yang dahulu disebut Hindia Belanda selalu dihati setiap sanubari para wisatawan yang datang ke negeri kita.


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News