Indonesia Tanpa Juara, PBSI Sebut Faktor Non-Teknis

Indonesia Tanpa Juara, PBSI Sebut Faktor Non-Teknis
Ganda putra Mohammad Ahsan/Henra Setiawan yang digadang-gadang bakal menjadi juara ternyata tak mampu menjawab tantangan dengan baik. Juara dunia 2013 itu dipaksa mengakui ketangguhan wakil Korea Selatan, Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong dua set langsung dengan skor 15-21, 17-21 dalam laga final di Istora Senayan Jakarta, Minggu (22/6). JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - BCA Indonesia Open Superseries Premier 2014 adalah mimpi buruk bagi PP PBSI. Bagaimana tidak. PBSI tak mampu mengirimkan satupun wakilnya ke podium juara.

Ganda putra Mohammad Ahsan/Henra Setiawan yang digadang-gadang bakal menjadi juara ternyata tak mampu menjawab tantangan dengan baik. Juara dunia 2013 itu dipaksa mengakui ketangguhan wakil Korea Selatan, Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong dua set langsung dengan skor 15-21, 17-21 dalam laga final di Istora Senayan Jakarta, Minggu (22/6).

PBSI pun angkat suara atas hasil memalukan itu. Sekretaris Jenderal PBSI, Anton Subowo mengatakan, target dua gelar juara yang dipatok memang gagal total.

“Atmosfer Indonesia Open ini memang luar biasa. Itu memberikan faktor non teknis bagi para pemain. Sama seperti penyanyi, kalau tidak ada yang nonton mungkin bisa nyanyi. Tapi kalau banyak yang nonton mungkin tidak keluar suaranya,” terang Anton dalam sesi press conference di Istora Senayan.

Anton menambahkan, atmosfer di Indonesia Open jauh berbeda dengan turnamen level superseries premier di negara lain. Menurut Anton, turnamen di luar negeri sering sepi.

“Indonesia Open ini adalah panggung bagi para pebulutangkis untuk menguji kemampuan. Tapi, kam akui kegagalan ini. Ini akan menjadi evaluasi bagi kami,” tegas Anton. (jos/jpnn)

 


JAKARTA - BCA Indonesia Open Superseries Premier 2014 adalah mimpi buruk bagi PP PBSI. Bagaimana tidak. PBSI tak mampu mengirimkan satupun wakilnya


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News