Indonesia Terancam Krisis Insinyur
Makin Rendah Penghargaa, Minim Peminat
Senin, 08 November 2010 – 07:55 WIB

Indonesia Terancam Krisis Insinyur
JAKARTA – Indonesia terancam kekurangan banyak insinyur pada masa depan. Sebab, lulusan fakultas teknik setiap tahunnya sedikit. Bahkan, beberapa jurusan terancam ditutup karena minim peminat. Hingga kini, jumlah insinyur yang ada di Indonesia mencapai 450 ribu orang. Jumlah tersebut bertolak belakang dengan insinyur yang diluluskan di Tiongkok setiap tahunnya mencapai 250 ribu orang. Hal tersebut juga diakui Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Said Didu. Menurutnya, di Indonesia banyak insinyur berprofesi di bidang yang tidak ada hubungan dengan keilmuannya, seperti di sektor keuangan, pasar modal, manajemen, bahkan politik. ’’Ini karena makin rendah penghargaan akan profesi insinyur dan tingginya penghargaan atas keberhasilan melalui proses instan,’’ ungkapnya ketika dihubungi.
Sekretaris Yayasan Pengembangan Teknologi Indonesia (YPTI) Iman Sucipto Umar mengatakan, kebanyakan lulusan SMA lebih memilih masuk ke fakultas yang berbasis ilmu sosial. Banyak siswa yang takut masuk teknik karena harus berhadapan dengan sejumlah mata pelajaran tertentu, misalnya matematika atau fisika.’’Anak zaman sekarang maunya kuliah di jurusan sosial, komunikasi, dan ekonomi dibandingkan teknik,’’ urai Pak Cip-- sapaan akrab Iman Sucipto Umar-- di Jakarta, kemarin.
Baca Juga:
Semakin kecilnya jumlah insinyur di Indonesia, katanya, disebabkan pemerintah tidak mampu mengadakan proyek infrastruktur baru, misalnya industri pesawat, perkapalan ataupun jalan yang mampu menyerap banyak lulusan fakultas teknik. Kalaupun ada proyek penanaman modal asing (PMA), perusahaan tersebut sering membawa ahli teknik dari negaranya.
Baca Juga:
JAKARTA – Indonesia terancam kekurangan banyak insinyur pada masa depan. Sebab, lulusan fakultas teknik setiap tahunnya sedikit. Bahkan, beberapa
BERITA TERKAIT
- Mendikdasmen Ungkap Pesan Penting Prabowo soal Kualitas Pendidikan Dasar
- Universitas Terbuka Luluskan 29 PMI di Korea Selatan
- Wamen Fauzan: Era Kolaborasi, Kampus Harus Bersinergi dengan Pemda
- Untar dan KSU Perkuat Kerja Sama Global Lewat Konferensi Dunia & Bertemu Presiden Taiwan
- Guru Sekolah Rakyat dari PNS & PPPK, Diusulkan Kepala Daerah
- Kemdiktisaintek Membuka Peluang Sarjana Kuliah S2 Setahun, Lanjut Doktoral