Indonesia Tetap Jadi Pasar Potensial
Jumat, 26 Februari 2016 – 04:49 WIB

Suasana Travel Fair di Surabaya. Foto : Dok Jawa Pos
SURABAYA – Membaiknya kondisi perekonomian dan tumbuhnya kelas menengah membuat permintaan bepergian diprediksi tumbuh. Nah, momentum itu dimanfaatkan Singapore Airlines dengan gencar menjaring penumpang untuk perjalanan hingga setahun mendatang.
General Manager Singapore Airlines Indonesia Edwin Chiang menjelaskan, travel fair dilakukan untuk memudahkan pelanggan mengetahui penawaran terbaru dari maskapai asal Negeri Singa tersebut. ''Kami sudah beroperasi selama 25 tahun di Surabaya. Kami yakin berbagai fasilitas yang kami sediakan seperti produk kabin kelas bisnis yang baru dan layanan in-flight dapat mendorong pelanggan tetap terbang bersama kami,'' katanya di sela pembukaan Singapore Airlines Travel Fair Surabaya kemarin (25/2).
Dari Surabaya, maskapai penerbangan berkode SQ itu terbang dua kali sehari. Selain itu, dari Jakarta dan Bali, masing-masing sembilan dan empat kali sehari. ''Sejauh ini belum ada rencana penambahan frekuensi. Kami ingin memaksimalkan penerbangan yang ada,'' tutur Manager Public Relations Singapore Airlines Glory Henriette.
Destinasi favorit penumpang Indonesia, antara lain, Jepang, Tiongkok, Hongkong, dan Korea. Selain kebutuhan berwisata (leisure), permintaan terbang ke destinasi tersebut cukup tinggi karena perjalanan bisnis.
SURABAYA – Membaiknya kondisi perekonomian dan tumbuhnya kelas menengah membuat permintaan bepergian diprediksi tumbuh. Nah, momentum
BERITA TERKAIT
- Kementerian BUMN Gelar Pelatihan UMKM Naik Kelas di Bandung Guna Dukung Visi Prabowo
- Harga Emas Antam Hari Ini Senin 24 Februari, Naik Tipis
- Bakal Ada Operasi Pasar di 500 Titik, Harga Sembako Harus Lebih Murah dari Malaysia
- Siap Handover Bulan Ini, Sky House Hadirkan Berbagai Promo Menarik
- Mitra Binaan Pupuk Kaltim Lakukan Ekspor Perdana ke Filipina
- BPK Diminta Pertimbangkan Revisi UU BUMN terkait Pengawasan Uang Negara