Indonesia Timur Lahirkan Bakat dan Budaya Hip Hop yang Semakin Digemari

Budaya hip hop di Indonesia mulai berkembang di tahun 90an. Tapi di Indonesia timur, jenis musik ini masih terus digemari anak-anak muda dan tidak berhenti melahirkan musisi berbakat.
Tepat 50 tahun lalu, hip hop lahir dari block party yang sering digelar di Bronx, kota New York.
Lagu-lagu rap pertama kali masuk ke Papua lewat kaset, video Betamax, serta siaran radio.
Onesias Chelvox Andreas Urbinas masih ingat ketika pertama kali merekam lagunya di sebuah warnet di tahun 2007, saat koneksi internet masih sangat terbatas di Papua.
"Musik ini sarat dengan storytelling, cocok untuk saya yang ingin bicara," ujarnya, yang kemudian dikenal dengan nama Epo D’Fenomeno.
"Kebetulan suara saya untuk menyanyi juga tidak bagus, dan saya tidak bisa memainkan satu pun alat musik."
Memperkenalkan lagu rap juga enggak mudah, karena belum ada pilihan platform. Untungnya Epo menemukan cara kreatif.
"Kami bikin lagu untuk didistribusikan secara gratis, kami kasih ke teman-teman supir angkot, ke supir truk sampah," ujarnya.
Tahun ini menjadi 50 tahun perayaan budaya hip hop yang lahir di Bronx, kota New York
- Dunia Hari Ini: Ledakan Bus di Israel Diduga 'Serangan Teror'
- Pelajar di Luar Negeri Ikut Dukung Aksi 'Indonesia Gelap'
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Subianto Lantik 481 Kepala Daerah
- Dunia Hari Ini: Bus Terjun ke Jurang di Bolivia, 30 Orang Tewas
- Omon-Omon Pemangkasan Anggaran: Efisiensi yang Kontradiktif?
- Dunia Hari Ini: Pesawat Delta Air Terbalik, Tak Ada Korban Jiwa