Indonesia Timur Lahirkan Bakat dan Budaya Hip Hop yang Semakin Digemari

Sejak tahun 2020, ia memiliki sebuah studio dan label musik bernama Rum Fararur, yang dalam bahasa Biak artinya rumah untuk bekerja, dengan menanungi enam artis lokal binaan.
Sejumlah rapper yang berbicara kepada ABC Indonesia mengaku kalau ada beberapa rapper lain yang menulis lirik "nyerempet" dengan topik kemerdekaan bangsa Papua.
Tapi kebanyakan dari mereka, saat membicarakan kebebasan, lebih dimaksudkan pada hak-hak mereka dan masalah sosial sehari-hari.
Seperti juga yang dikatakan Epo, yang mengaku konsisten menyuarakan "kebebasan untuk menentukan kesejahteraan di atas tanah sendiri".
"Isu Papua merdeka ini sudah sangat konsumtif, digoreng jadi konflik dan lain-lain," kata Epo.
"Ada juga musisi bahkan rapper yang menggunakan isu ini untuk menarik massa, [tapi] untuk saya sendiri, kalau kita bicara tentang isu keresahan sosial tanah Papua dan pergerakan-pergerakan itu, ini tidak terlepas dari orang suku Biak, dan kebetulan kami dari Biak."
Ada pula yang mengangkat topik soal tantangan yang dialami sejumlah anak-anak muda di Papua, seperti yang dilakukan Carlton Reksy Songgonau, rapper dan anggota dari grup Hollandia 98.
"Misalnya kehidupan di jalanan, masalah minuman keras, narkoba, kita angkat juga," jelasnya.
Tahun ini menjadi 50 tahun perayaan budaya hip hop yang lahir di Bronx, kota New York
- Dunia Hari Ini: Bus Terjun ke Jurang di Bolivia, 30 Orang Tewas
- Omon-Omon Pemangkasan Anggaran: Efisiensi yang Kontradiktif?
- Dunia Hari Ini: Pesawat Delta Air Terbalik, Tak Ada Korban Jiwa
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Sembilan Tewas karena Banjir di Amerika Serikat
- Dunia Hari Ini: Ratusan Korban Perdagangan Manusia di Myanmar Diungsikan ke Thailand
- Anak Muda di Indonesia Bayar Jasa Buat Tes Kesetiaan Pasangannya