Indonesia-Tiongkok Sepakati Kerja Sama USD 30 Miliar

jpnn.com - HANGZHOU—Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyatakan, pemerintah Indonesia dan Tiongkok sepakat untuk memperpanjang kerja sama Bilateral Currency Swap Agreement (BCSA)_selama tiga tahun ke depan.
Sebelumnya, kerja sama tersebut telah dimulai sejak 2013 dan akan berakhir pada 2016 dengan nilai kerja sama sebesar USD 100 miliar. Oleh karenanya, pemerintah Indonesia menegosiasikan ulang agar kerja sama tersebut bisa dilanjutkan hingga 2019.
"Ini tadi Presiden Xi Jinping juga sepakat bahwa akan dilanjutkan sampai tahun 2019 dengan nilai USD 130 miliar," ungkap Retno
Sementara itu, dalam kaitannya dengan partisipasi Indonesia di Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), Presiden Joko Widodo mengusulkan agar kantor pusat AIIB didirikan di Indonesia. Menurut Retno, Presiden Xi sangat mendukung usul Presiden Jokowi tersebut.
Retno mengatakan, saat ini sudah terdapat proyek infrastruktur di Indonesia yang didanai oleh AIIB. Hal tersebut juga menjadi salah satu hal yang dibicarakan oleh Presiden Joko Widodo terkait dengan partisipasi AIIB tersebut.
" Saat ini sudah ada satu proyek yang dinamakan Urban Slum Development Project. Ini juga dibahas oleh kedua presiden," pungkasnya. (flo/jpnn)
HANGZHOU—Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyatakan, pemerintah Indonesia dan Tiongkok sepakat untuk memperpanjang kerja sama Bilateral
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ini Layanan Medis Bedah Robotik Canggih di Pantai Hospital Ayer Keroh
- Mimpi Berkuasa Lagi, Donald Trump versi Amerika Selatan Malah Terjerat Kasus Kudeta
- Pesawat Delta Airlines Jatuh saat Mendarat di Toronto, Belasan Orang Terluka
- Ramadan Sebentar Lagi, Arab Saudi Kembali Siapkan Paket Bantuan untuk Indonesia
- Kabar Gembira, Hamas Siap Menyerahkan Kendali atas Gaza
- Rabi Yahudi Sebut Trump Dipilih Tuhan untuk Tegakkan Keadilan & Memerangi Islam Radikal