Indonesia Upayakan Dapat Kredit Karbon
Rabu, 17 Desember 2008 – 17:42 WIB
JAKARTA-Proyek bahan bakar terbarukan yang terbesar di indonesia mendapat pengakuan dari United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) karena berhasil memenuhi ketentuan Clean Development Mechanism (CDM). CDM ditetapkan untuk membantu negara-negara berkembang melalui program pembangunan berkelanjutan dan juga membantu negara-negara industri agar mereka dapat memenuhi target emisi gas rumah kaca yang ditetapkan dalam protokol kyoto. Setelah sertifikasi UNFCCC diperoleh, data penghematan dapat digunakan perusahaan untuk program pengurangan emisi di tingkat internasional di samping untuk mendapatkan kredit karbon.
‘’Satu tahun setelah penyelenggaraan Konferensi Perubahan Iklim di Bali, Holcim Indonesia berhasil mengurangi emisi CO2 lewat pemanfaatan biomassa atau limbah pertanian sebagai bahan bakar pengganti batubara dalam proses produksi semennya. Holcim berencana mengurangi emisi CO2 sebanyak 192.000 ton pada tahun 2009,’’ ujar Budi Primawan Corporate Communication Manager PT Holcim Indonesia Tbk.
Baca Juga:
Dirinya menambahkan ,selama 10 tahun proyek berlangsung, jumlah CO2 yang dapat ditekan setiap tahunnya rata-rata 516.000 ton, sedangkan konsumsi batu bara akan menurun lebih dari 200.000 ton. Dengan angka sebesar ini, biaya maupun bahan bakar fosil dapat dihemat secara signifikan.
Baca Juga:
JAKARTA-Proyek bahan bakar terbarukan yang terbesar di indonesia mendapat pengakuan dari United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC)
BERITA TERKAIT
- Kagama Menggelar Munas XIV, Ini Agendanya
- Menhut Libatkan Akademisi, Eksekusi Arahan Prabowo Soal Reforestasi
- Wujudkan Pemerataan Listrik, PLN UIP MPA Capai Milestone Penting di Proyek Tobelo GEPP
- Ali Nurdin Sebut Komjen Ahmad Dofiri Sebagai Sosok Berintegritas, Cocok jadi Wakapolri
- Mendes Yandri Meminta Desa se-Kabupaten Serang untuk Bekerja Keras
- Menteri Nusron Ungkap 60 Persen Konflik Lahan Libatkan Oknum ATR/BPN