Indonesia Waspada Risiko AS dan Korut

jpnn.com, JAKARTA - Perekonomian Indonesia pada triwulan pertama tahun ini masih cukup terkendali. meski tetap ada potensi risiko.
Dari sisi eksternal, proteksionisme yang menjadi pagar kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS) menempatkan Indonesia dalam 16 negara yang perlu mendapatkan penjelasan terkait dengan surplus perdagangannya.
Menkeu Sri Mulyani menyatakan, kebijakan AS yang memengaruhi iklim investasi global serta peningkatan tekanan geopolitik Korea Utara juga bisa berimbas pada hal-hal yang tidak bisa diprediksi.
Dari sisi domestik, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mencermati kualitas kredit yang disalurkan perbankan.
Selain itu, juga dampak perubahan harga-harga yang diatur pemerintah (administered prices) serta ekspansi korporasi dan perbankan yang masih harus didorong.
Tak hanya itu, realisasi APBN 2017 menjadi salah satu hal yang dikomunikasikan.
’’Perkembangan realisasi APBN akan terus menjadi perhatian untuk menjaga defisit APBN pada level aman,’’ kata Sri setelah pertemuan KSSK di Jakarta, Kamis (27/4).
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menuturkan, nilai tukar saat ini terjaga di zona normal dan stabil.
Perekonomian Indonesia pada triwulan pertama tahun ini masih cukup terkendali. meski tetap ada potensi risiko.
- Genjot Pertumbuhan Ekonomi, Kanwil Bea Cukai Jakarta Beri Fasilitas TBB ke Perusahaan Ini
- Harga Bitcoin Tetap Stabil di Tengah Tekanan Geopolitik
- Pemda Diminta Jadi Motor Investasi dan Pemerataan Ekonomi
- Data Terbaru Modal Asing Keluar, Berikut Perinciannya
- Pemerintah Perlu Mengambil Langkah Konkret Untuk Mendorong Masuknya Arus Investasi Asing
- Menkeu: Kalau Tunjangan Profesi Lebih Kecil dari Tukin, Kami Tambahkan