Indopos Tak Menduga Berita 'Ahok Gantikan Ma'ruf Amin?' jadi Masalah Buat TKN
jpnn.com, JAKARTA - Pimpinan Redaksi Indopos Juni Armanto mengklarifikasi artikel mereka berjudul Ahok Gantikan Ma'ruf Amin? yang dilaporkan Tim Kampanye Nasional Joko Widodo - Ma'ruf Amin (TKN Jokowi - Ma'ruf) ke Dewan Pers.
Juni mengaku tidak menyangka berita itu akan seheboh ini. Selain itu, artikel ini diangkat untuk menjawab polemik yang ramai di media sosial.
"Kami tidak memperkirakan ternyata berita ini jadi permasalahan besar khususnya di TKN, karena secara pemberitaan sebenarnya kami mencoba mengklarifikasi," kata Juni saat dikonfirmasi, Jumat (15/2).
(Baca: TKN Jokowi Laporkan Berita 'Ahok Gantikan Ma'ruf Amin?' ke Dewan Pers)
Juni melanjutkan, wartawannya melihat ada sesuatu konten yang viral menjadi polemik di media sosial. Saat itu, wartawan melakukan klarifikasi kepada TKN, politikus PDI Perjuangan dengan pengamat. "Dan dalam berita itu membantah, hoaks," kata Juni.
Di samping itu, Juni juga mengaku tidak memantau artikel itu sebelum tayang. Dia menjelaskan, perizinan berita juga bisa dilakukan oleh redaksional setingkat redaktur.
"Redaktur sudah tahu. Saya juga terakhir-terakhir baru tahu ada berita ini, karena saya tidak bisa mengecek semua. Tetapi ada tim yang meng-cross check masalah itu," kata Juni.
Terlepas dari polemik itu, Juni memastikan redaksionalnya netral dalam Pemilihan Presiden 2019 ini. Indopos, kata dia, memiliki komitmen untuk memberitakan secara independen dan berupaya untuk menerangkan suatu peristiwa agar valid.
Pemred Indopos mengaku tidak memantau artikel berjudul Ahok Gantikan Ma'ruf Amin? itu sebelum tayang.
- Kuasa Hukum Mardani Maming Laporkan 2 Media Online ke Dewan Pers, Ini Penyebabnya
- Konon Dewan Pers Perkuat Argumentasi Tim Hukum PDIP soal Pemanggilan Hasto oleh Polda Metro
- Kubu Hasto Merasa Pasal yang Digunakan Polisi Sering Dipakai Kolonialisme
- Herlambang: Ini Bagian dari Tekanan Terhadap Kebebasan Pers
- Tanggapi Polemik Pemberitaan Izin Tambang Kaitkan Bahlil, Akademisi Berharap Media Massa Utamakan Fakta
- Pemberitaan Izin Tambang Kaitkan Bahlil Dinilai Tidak Akurat, Praktisi Media Merespons