Indra Charismiadji Sebut Penyusunan RUU Sisdiknas Seperti Hantu, DPR Jangan Gegabah
Dia tidak ingin UU Sisdiknas harus berakhir di gugatan Mahkamah Konstitusi.
Selama ini, kata Indra, proses pembahasan RUU Sisdiknas sama sekali tidak transparan. Para pemangku kepentingan hanya diminta datang untuk presensi dan mendengarkan paparan.
Praktik penyusunan RUU Sisdiknas seperti hantu yang bekerja sendirian di ruang sunyi.
“Prosesnya sangat tidak transparan dan tidak melibatkan publik secara lebih bermakna dan mewakili seluruh Indonesia. Prosesnya tidak bisa hanya dibahas di Jakarta,” ujarnya.
Indra menilai seharusnya RUU Sisdiknas ini diawali dengan penyusunan peta jalan (road map) atau grand design pendidikan nasional.
Dia menyebut road map yang disusun dan dibuat oleh panitia kerja nasional yang mewakili berbagai elemen dari seluruh nusantara sebelum membahas RUU Sisdiknas. Hal ini telah dibahas berulang kali dalam rapat-rapat Komisi X DPR RI.
Indra mengungkapkan sikap Presiden Joko Widodo juga tegas saat menerima delegasi Aliansi Penyelenggara Pendidikan Indonesia (APPI) di Istana Negara beberapa waktu yang lalu. Presiden tidak ingin lagi setiap ganti menteri ganti kurikulum.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang Pendidikan NU Circle Ahmad Rizali meminta masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan bidang pendidikan ikut bergerak menolak masuknya RUU Sisdiknas masuk prolegnas dan disahkan diam-diam.
Aktivis pendidikan dari Vox Populi Institute Indra Charismiadji mengatakan proses penyusunan naskah RUU Sisdiknas seperti hantu jadi layak ditolak DPR
- Sugeng Budiono Apresiasi Kritik Haidar Alwi Terhadap Survei OCCRP
- Manipulasi Nilai, Antara Realitas Pendidikan dan Pencarian Kebenaran
- DPR Sebut Penurunan Biaya Haji Bisa Memperbaiki Citra Prabowo
- Kecam Survei OCCRP Sudutkan Jokowi, Kader Golkar Singgung PDIP
- Baper soal Pancasila ala Willy Aditya
- Akademisi Tegaskan Tuduhan OCCRP terhadap Jokowi Perlu Dibuktikan dengan Data Akurat