Indra Charismiadji Sentil Nadiem, Larangan IDAI Sudah Jelas, Tetapi Masih Nekat PTM
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat dan praktisi pendidikan Indra Charismiadji memberikan catatan kritis tentang kepemimpinan Nadiem Makarim selama 1 tahun 8 bulan menjabat Mendikbud.
Catatan ini diberikan setelah Nadiem dipercaya kembali oleh Presiden Joko Widodo memimpin Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Menurut Indra, untuk urusan pendidikan, sampai hari ini belum ada langkah strategis baru yang diambil pemerintah menghadapi kemungkinan terjadinya lonjakan penderita Covid-19.
"Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah mengeluarkan surat resmi yang belum merekomendasikan kegiatan tatap muka di sekolah, tetapi pemerintah masih bersikeras dengan rencana pembelajaran tetap muka (PTM) di bulan Juli 2021," kata Indra di Jakarta, Minggu (2/5).
Ironisnya, lanjutnya, PTM terbatas hanya bermodalkan penyuntikan vaksin covid-19 kepada para pendidik dan tenaga kependidikan. Menurutnya, vaksin belum tentu berhasil dan efektif apalagi untuk melawan varian B1617 seperti yang terjadi di India.
Melihat perkembangan tersebut, kata Indra, pembelajaran jarak jauh (PJJ) daring bisa disimpulkan sebagai cara paling tepat mendidik anak-anak dalam kondisi ini.
Namun, lanjut Indra, banyak pihak dimotori Kemendikbudristek sendiri, sudah menghakimi bahwa belajar daring itu menimbulkan learning loss dan banyak dampak negatifnya.
"Saya adalah salah satu orang yang percaya bila belajar secara daring akan menghasilkan learning gain atau berdampak positif bagi perkembangan anak," ujarnya.
Indra Charismiadji mempertanyakan sikap pemerintah yang bersikukuh melaksanakan PTM terbatas meski sudah ada rekomendasi IDAI.
- Nadiem Makarim Titipkan Guru, Dosen, Tendik & Pegiat Seni kepada Menteri Baru, Mengharukan
- Awas, Konsumsi Jajanan Berlebihan Menyebabkan PTM pada Anak
- PTM Meningkat, Pemerintah Harus Buat Aturan soal Jajanan Anak
- PTM Makin Marak Terjadi pada Anak, Pemerintah Diminta Lebih Perhatian
- Nadiem Makarim: Indonesia Melakukan Transformasi Pendidikan Besar-besaran Dalam 5 Tahun
- Lewat Program 2 Ini, Ribuan Siswa di Papua dan 3T Bisa Lanjutkan Pendidikan Berkualitas