Indra: Presiden Bukan Pekerjaan Sambilan
Minggu, 10 Februari 2013 – 13:08 WIB

DIKRITIK - SBY tampak lebih serius mengurusi partai dibandingkan mengurus rakyat. Foto: JP
JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Indra menyayangkan pilihan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang lebih menyibukan diri pada hal yang tidak ada kaitannya langsung dengan kepentingan rakyat Indonesia. Menurut Indra, presiden selaku Kepala negara dan kepala pemerintahan, seharusnya fokus mengelola negara dan pemerintahan. Seorang presiden bertanggungjawab kepada seluruh rakyat Indonesia, bukan kepada anggota partai tertentu.
Indra menerangkan, seorang presiden seharusnya mengurus seluruh rakyat Indonesia yang berjumlah sekitar 240 juta jiwa dengan segala persoalannya. "Jabatan atau amanah sebagai seorang presiden sebuah negara bukanlah pekerjaan sambilan," ucap Indra, Minggu (10/2).
Baca Juga:
Menurut Indra, sudah terlalu banyak persoalan bangsa yang mesti dipikirkan dan dicarikan penyelesaiannya oleh seorang presiden. Misalnya saja persoalan konflik yang terjadi di mana-mana, rakyat miskin dan butuh perhatian, serta peredaran narkoba yang semakin mengancam bangsa.
Selain itu, imbuh dia, ada juga masalah sumber daya alam banyak dirampok asing dan hanya dinikmati segelintir orang serta persoalan penegakan hukum dan keadilan yang masih jauh dari harapan. "Jadi negara ini butuh konsentrasi penuh presidennya," ujar Indra.
JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Indra menyayangkan pilihan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
BERITA TERKAIT
- 5 Berita Terpopuler: Lisa Mariana Dipolisikan Ridwan Kamil, Sejumlah Aset Disita, Fakta Terungkap
- Ancaman Hukuman Oknum TNI AL Pembunuh Juwita Bisa Bertambah
- Perubahan KUHAP Penting, Tetapi Harus Perhatikan Juga Faktor Ini
- Ketua INTI Tangsel Ajak Masyarakat Teladani Semangat Kebangkitan Kristus
- Setiawan Ichlas Disambut Hangat saat Mudik ke Palembang, Lihat Ada Pak Gubernur
- 165 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabotabek saat Libur Panjang 2025