Indra Tulis Surat Permintaan Maaf Sebelum Gantung Diri
jpnn.com, SAMARINDA - Ela histeris ketika mengetahui tubuh suaminya, Indra Suyato, tergantung di bangsal yang ditempatinya di Jalan Wijaya Kesuma, Kecamatan Samarinda Ulu, Kalimantan Timur, Selasa (9/10).
Para tetangga yang mendengar teriakan Ela langsung berdatangan. Saat itu tubuh Indra sudah terbujur kaku.
Ela sendiri sudah tidak tinggal satu rumah dengan Indra. Dia memilih tinggal bersama sepupunya sejak memiliki masalah suaminya.
Satu jam sebelum memutuskan gantung diri, Indra sempat menelepon Ela. Dia juga menulis surat permintaan maaf.
"Aku minta maaf sama semua yang pernah aku sakitin. Terutama sama orangtua aku. Ibu almarhum bapak dan semua. Ela, maaf ya aku sudah terlalu banyak menyakiti kamu. Kamu jaga ya anak-anak aku, Zacky sama Sasha. Aku juga minta maaf sama Mas Ely, dia sudah banyak bantu aku. Meskipun aku sering menyusahkan Mas Ely. Aku begini karena aku sudah tidak kuat berpikir sendiri. Tidak ada tempat mengeluh. Mau jadi lebih baik, tapi tidak ada orang yang meyakini niat aku. Semua hanya bisa menyalahkan saja. Zacky dan Sasha, ayah sayang kalian nak. Mungkin dengan aku ikut bapak aku. Aku bisa tenang, bisa tenang. Cuma bapak yang bisa mengerti aku,” bunyi surat itu.
Warga dan polisi lantas membawa jasad Indra ke RSUD AW Sjahranie.
Kanit Reskrim Polsek Samarinda Ulu Iptu Yunus Kelo menuturkan, awalnya Ela hendak mengirim sarapan untuk Indra.
"Meski mereka tidak tinggal serumah, tetapi Indra tetap diurus oleh istrinya (Ela),” sebut Yunus kepada Kaltim Post.
Ela histeris ketika mengetahui tubuh suaminya, Indra Suyato, tergantung di bangsal yang ditempatinya di Jalan Wijaya Kesuma, Kecamatan Samarinda Ulu
- SMK Medika Samarinda Juara Nasional Futsal Series 2024
- RSUD AWS Samarinda Masuk Jajaran 10 Rumah Sakit Layanan Kanker Terbaik Nasional
- Sukses! Workshop Fesbul di Kota Samarinda Diburu Sineas
- Workshop Fesbul di Kota Samarinda Diburu Sineas Lokal
- Kaltim Raih Juara Pertama Cabang Fahmil Quran Putra MTQN ke-30
- Pria yang Menerobos Paspampres Ini Dianggap Membahayakan Keselamatan Presiden Jokowi