Industri Asuransi Berpeluang Tumbuh 30 Persen

Pada 2017, Manulife Indonesia mencetak laba komprehensif Rp 2,6 triliun atau tumbuh 290 persen jika dibandingkan dengan capaian 2016, yaitu Rp 664 miliar.
Meskipun kondisi pasar tahun lalu masih labil, premi bisnis baru mampu naik 19 persen (yoy) menjadi Rp 4,4 triliun jika dibandingkan dengan 2016, yaitu Rp 3,7 triliun.
Dana kelola asuransi syariah juga meningkat. Yakni, dari Rp 2,3 triliun pada 2016 menjadi Rp 2,88 triliun pada 2017.
’’Posisi aset kami di tiga besar, DPLK juga top three. Begitu pula manajemen aset yang masuk tiga besar,’’ tutur Legowo.
Direktur & Chief Financial Officer Manulife Indonesia Colin Startup menjelaskan, penjualan melalui distribusi bancassurance menyumbang kontribusi 28 persen dari total kinerja perusahaan.
’’Kontribusi itu ditopang kerja sama yang kuat antara Manulife Indonesia dan para bank mitra dalam menyediakan solusi yang tepat bagi nasabah,’’ ucap Colin. (tih/wir/c18/sof)
Presiden Direktur & CEO Manulife Indonesia Jonathan Hekster optimistis industri asuransi bisa tumbuh 20–30 persen pada tahun ini.
Redaktur & Reporter : Ragil
- Indonesia Re Bahas Strategi Asuransi dalam Mitigasi Perubahan Iklim
- Membangun Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi Perlu Strategi Komunikasi Efektif
- Berkat Peran Agen, MPM Insurance Catat Pertumbuhan di Kuartal III 2024
- Qoala Plus Sambut 2025 dengan Inovasi dan Komitmen Berkelanjutan Kepada Mitra
- Slamet & Ivan Disebut Bisa Perkuat FWD Insurance di Industri Asuransi
- Allianz Soroti Peran Penting Industri Asuransi dan Media di Tengah Ketidakpastian Ekonomi