Industri Asuransi Dihantui Pesimisme
jpnn.com - SURABAYA - Pelaku industri asuransi memprediksi hanya mampu mencapai 90 persen dari target yang ditetapkan hingga akhir tahun. Hal itu tak lepas dari kondisi makro ekonomi tahun ini.
Pertumbuhan ekonomi yang belum sesuai harapan mengakibatkan perolehan premi tak setinggi yang diharapkan.
“Hal itu sangat realistis di tengah kondisi perekonomian yang kurang bagus,’’ kata Head of East Region PT Asuransi Wahana Tata (Aswata) Ign. Bambang Lindu Nugroho kemarin (29/7).
Di antara target pendapatan premi Rp 387,5 miliar, sekitar 45 persen telah tercapai. Angka tersebut terkumpul dari 12 cabang Aswata di Jawa Timur (Jatim) serta Indonesia timur.
Aswata berharap ada pertumbuhan premi pada sektor industri. Dengan adanya program amnesti pajak, Aswata berharap banyak dana repatriasi yang diinvestasikan ke sektor riil.
Ketika sektor industri dan infrastruktur tumbuh, premi asuransi juga ikut tumbuh.
Sebelumnya, Aswata lebih menyasar premi perbankan dan pembiayaan. Namun, kinerja multifinance juga tumbuh lambat seiring pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor yang kurang dari sepuluh persen.
Karena itu, perseroan pun harus menyasar pangsa pasar lain untuk memenuhi target premi. Kini Aswata lebih banyak menyasar pelabuhan dan perusahaan BUMN.
SURABAYA - Pelaku industri asuransi memprediksi hanya mampu mencapai 90 persen dari target yang ditetapkan hingga akhir tahun. Hal itu tak lepas
- Wujudkan Program Swasembada Pangan, BUMN Bersinergi dengan Kementerian Lainnya
- Rupiah Hari Ini Menguat Tipis, tetapi Masih Rp 16 Ribuan
- Bea Cukai dan BSI Buka Jalan Bagi UMKM Produsen Madu di Karimun Agar Bisa Ekspor
- IP Expo Indonesia 2025 Ungkap Potensi Lisensi IP untuk Mendorong Inovasi & Bisnis
- Pemerintah Tingkatkan Ketahanan Ekonomi Nasional Lewat Optimalisasi Kebijakan DHE SDA
- PPN 12% Resmi Berlaku, Grant Thornton Indonesia Jabarkan Dampaknya untuk Wajib Pajak