Industri Baja Optimistis, Keramik dan Granit Pesimistis
Selain sektor konstruksi, kebutuhan baja domestik 15 persen saat ini dipasok untuk kebutuhan permesinan 15 persen dan produk metal lainnya sekitar (13 persen).
Berbeda dengan semen dan baja, kelesuan justru terjadi di industri keramik dan granit.
Tahun ini, pasar keramik dan granit dalam negeri anjlok 15 persen.
Produksi keramik dan granit domestik anjlok 30–40 persen.
Ketua Dewan Penasihat Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Hendrata Atmoko mengungkapkan, anjloknya produksi keramik dan granit di dalam negeri disebabkan maraknya produk granit impor yang masuk ke Indonesia.
Granit impor tidak hanya menyerang produsen granit lokal, tetapi juga produsen keramik lokal.
Sebab, selisih harga tidak terpaut cukup banyak.
’’Pemerintah harus memanggil produsen granit dan keramik untuk diajak berdiskusi agar bisa membantu memberikan solusi. Produsen di dalam negeri harus dimintai pertimbangan,’’ tuturnya.
JPNN.com – Industri baja domestik menargetkan pertumbuhan 6-9 persen pada 2017 mendatang.
- Menperin Agus Gumiwang Ajak Ketua Baru Kadin Indonesia Bersama Membangun Industri
- Budiarsa Sastrawinata Raih Nawacita Awards 2024 Kategori Kemajuan Infrastruktur & Industri
- Soal RPMK IHT, Anggota DPR RI Ingatkan Pemerintah Pertimbangkan Dampak Hulu Hingga Hilir
- Veda Praxis dan DIGITS Unpad Ungkap Kesenjangan Implementasi GRC di Indonesia
- Indonesia Dorong Wujudkan Sub-Kawasan IMT-GT yang Energik, Hijau, dan Bernilai Tambah
- Susun Program Revitalisasi SIHT Soppeng, Ini yang Dilakukan Kanwil Bea Cukai Sulbagsel