Industri Berorientasi Ekspor Meningkat, Risiko Perdagangan Makin Tinggi
jpnn.com, JAKARTA - Peningkatan minat pada industri beriorientasi ekspor ternyata memicu risiko, salah satunya dari sisi finansial.
Direktur Utama PT Asuransi Asei Indonesia Arie Surya Nugraha menyebut risiko pada industri berorientasi ekspor bisa diminalisir dengan asuransi perdagangan.
"Asuransi perdagangan untuk memberikan proteksi dan mitigasi risiko pada pelaku industri perdagangan, khususnya perdagangan ekspor," ujar Arie dalam diskusi daring yang diselenggarakan Millennial and Business Center Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) bertajuk Temu CEO episode ke-5 “Optimalisasi Pasar Ekspor Nasional Melalui Asuransi Perdagangan”, Sabtu (19/2).
Berdasarkan data dari Departemen Perdagangan RI, pada 2021 Indonesia mengalami pertumbuhan ekspor cukup tinggi. Arie menjelaskan ekspor Indonesia mengalami peningkatan signifikan sekitar 40 persen pada 2021 yoy.
Pada 2021 juga merupakan tahun dengan nilai ekspor paling tinggi sepanjang sejarah.
Pemerintah pun telah berkomitmen meningkatkan kegiatan ekspor, salah satunya tercermin dengan penandatanganan MoU kerja sama antara Indonesia dan Uni Emirat Arab.
Ada 5 negara yang menjadi tujuan utama ekspor Indonesia pada 2021 yakni Jerman, Amerika Serikat, Malaysia, Republik Rakyat Tiongkok, dan Australia.
“Semua negara memiliki asuransi seperti Asei guna memberikan proteksi pada kegiatan ekspor,” ungkap Arie.
Peningkatan minat pada industri beriorientasi ekspor ternyata memicu risiko, salah satunya dari sisi finansial.
- Strategi Pemerintah Mempertahankan Stabilitas Harga Pangan Sepanjang 2025
- Airlangga Sampaikan Inflasi Sepanjang 2024 Terjaga, Target Tercapai
- Ini Usulan Waka MPR Soal Devisi Hasil Ekspor SDA 100 Persen Wajib Disimpan di Indonesia
- Menko Airlangga Hartarto Tegaskan Komitmen Pemerintah Mendorong UMKM Naik Kelas
- Keren, Perusahaan Asal Sumenep Ini Ekspor 10.000 Kg Kerapu Hidup ke Hong Kong
- Bea Cukai Madura Dorong Hasil Perikanan di Sumenep Tembus Pasar Internasional