Industri Dive Indonesia dan Deputi Malaysia Puji Akselerasi Kemenpar

Industri Dive Indonesia dan Deputi Malaysia Puji Akselerasi Kemenpar
Menteri Pariwisata Arief Yahya. Foto: Kemenpar for JPNN.com

Asdep Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kemenpar Rizki Handayani didampingi Kepala Bidang Pameran Dusep Mulya selalu menekankan kepada timnya agar merekap semua angka dan perkiraan pendapatan agar semua berjalan terdata dan terhitung potensi wisatawan mancanegara.

Dalam pameran tersebut, imbuh Dusep, dari sisi finansial pun mendapatkan progress yang baik. Transaksi di hari pertama pameran alam bawah laut terbesar di Malaysia itu adalah yang potensial Rp 2.237.760.000 dan transaksi realnya adalah Rp 64.566.000. Dari transaksi yang potensial, ada 232 pax, sementara yang real ada 17 pax. Rata-rata yang real pengunjung memilih destinasi Aceh, Manado, dan Bali.

Ketua Bidang III Wisata Bawah Air TPPWB Cipto Aji Gunawan yang juga didampingi Sekretaris TPPWB Ratna Suranti berharap kepada semua industri dive harus memiliki SDM yang profesional, menghormati aturan dan standard operasional untuk wisata alam bawah laut, dan tentunya menyambut wisatawan dengan profesional.

"Sambil kita terus berharap dan mendorong agar banyak penerbangan yang terkoneksi ke destinasi-destinasi yang memiliki potensi alam bawah laut," kata pria yang biasa disapa Cipto.

Cipto menambahkan, saat ini ada tiga Hub bandara sebagai tempat transit ke tempat-tempat destinasi unggulan alam bawah laut, yakni Manado, Bali dan Makassar. Jika dari Bandara di Makassar bisa langsung ke Raja Ampat, Ambon dan Wakatobi, jika dari Bali bisa ke Labuan Bajo dan Alor dan sebagainya, jika ke Manado bisa ke Raja Ampat, Gorontalo dan Lembeh.

"Namun dari Malaysia belum ada penerbangan langsung ke Manado, jika ada penerbangan langsung ke Manado maka akan semakin mudah wisman ke seluruh destinasi unggulan alam bawah laut kita, ini terus dijajaki oleh Kementerian dan semoga ada maskapai yang mau," ujar Cipto.

Pria asli Pekalongan itu juga berharap kepada pihak terkait harus ada tindakan tegas kepada pihak-pihak yang merusak terumbu karang, harus ada efek jera kepada nelayan yang mencari ikan dengan menggunakan Bom Ikan, dan tentunya adalah sadar lingkungan di setiap destinasi alam bawah laut kita.

"Sumber daya manusia di tempat destinasi juga harus terus ditingkatkan karena itu yang akan membuat wisatawan nyaman dan puas, setelah ada penerbangan langsung, terumbu karang dan pantai kita bersih, SDM kita siap, maka kita akan jadi raja alam bawah laut di belahan dunia manapun," katanya.(jpnn)


Tampil dengan Booth Kapal Phinisi yang megah di ajang Malaysia International Dive Expo (MIDE) 2017 ternyata memantik komentar industri diving. Bertempat


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News