Industri Farmasi Fokus Obat Generik
jpnn.com, JAKARTA - Nilai pasar industri farmasi pada tahun ini diperkirakan tumbuh 6–7 persen.
Artinya, pertumbuhan itu lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai sembilan persen dengan nilai pasar Rp 66 triliun.
Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk Honesti Basyir menyatakan, kondisi tersebut terjadi lantaran ketergantungan bahan baku industri farmasi terhadap impor yang mencapai 90 persen.
’’Selain itu, konsumsi obat berubah. Keberadaan BPJS Kesehatan membuat obat generik berkembang. Memang, industri farmasi didorong ke arah pertumbuhan volume agar ada pemerataan kesehatan yang tidak lagi berbasis margin tinggi,’’ ujarnya, Rabu (5/7).
Komposisi obat generik di Kimia Farma mencapai 45 persen dari total penjualan perseroan.
Tahun ini, perseroan membidik angka penjualan senilai Rp 2,2 triliun–Rp 2,3 triliun.
’’Pada triwulan pertama, kami sudah berhasil membukukan penjualan 90 persen dari target. Kami tetap optimistis target penjualan tercapai pada akhir tahun ini,’’ tuturnya.
Kimia Farma juga memegang tender obat generik melalui e-government senilai Rp 700 miliar.
Nilai pasar industri farmasi pada tahun ini diperkirakan tumbuh 6–7 persen.
- Menarini Indria Laboratories Raih Penghargaan Bendera Emas SMK3 dari Kemnaker
- Lewat Cara Ini, Daewoong Kembangkan Talenta Muda di Indonesia
- PT Sunthi Sepuri Tingkatkan Kapasitas dengan Sarana Produksi Modern
- Persatuan Ahli Farmasi Indonesia Dukung Sistem Ketahanan Kesehatan Masyarakat Bantul
- Masyarakat Butuh Apoteker untuk Edukasi tentang Penggunaan Obat yang Aman dan Benar
- PAFI Rutin Beri Edukasi tentang Kesehatan dan Obat-obatan untuk Warga Kota Bitung