Industri Furniture Rugi Rp 1,8 Triliun
Kamis, 04 Desember 2008 – 08:22 WIB
JAKARTA - Industri furniture nasional ikut terimbas krisis finansial global. Hingga saat ini setidaknya telah ada 30 perusahaan furniture nasional yang terancam merugi hingga USD 150 juta (sekitar Rp 1,8 triliun). Ambar mengatakan, pembatalan dan penundaan kontrak ekspor itu sebagian besar dilakukan oleh pembeli asing, terutama dari Amerika Serikat dan Eropa. Padahal, menurut dia, Amerika Serikat dan Eropa merupakan pasar tradisional yang sangat potensial karena selama ini menyumbangkan sekitar 30 persen dari total ekspor furniture nasional.
"Potensi kerugian akibat pembatalan dan penundaan ekspor selama krisis finansial global ini sekitar USD 150 juta," ujar Ambar Tjahyono, ketua umum Asosiasi Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Asmindo), di Gedung Departemen Perindustrian, Rabu (3/12).
Baca Juga:
Dia merinci, terdapat 10 perusahaan furniture yang kontrak ekspornya batal senilai USD 80 juta dan 20 perusahaan lainnya kontraknya ditunda senilai USD 70 juta.
Baca Juga:
JAKARTA - Industri furniture nasional ikut terimbas krisis finansial global. Hingga saat ini setidaknya telah ada 30 perusahaan furniture nasional
BERITA TERKAIT
- Electricity Connect 2024 Siap Jadi Sarana Solusi Inovatif untuk Tantangan Transisi Energi Bersih
- Hunian ini Tawarkan Ruang Hijau yang Asri
- Hunian ini Tawarkan Ruang Hijau yang Asri
- Lebih dari 32.000 Pengunjung Ramaikan K-Expo Indonesia 2024
- Soal Dampak Green Bond, BNI Bisa Jadi Contoh dan Acuan Bagi Sektor Perbankan di Indonesia
- Pemkot Kupang Dorong Kemudahan Investasi untuk Penyerapan Tenaga Kerja