Industri Hulu Petrokimia Sangat Mendesak
jpnn.com - SURABAYA – Pemerintah didesak membenahi industri hulu Petrokimia oleh pelaku industri aromatik, olefin, dan plastik. Sebab, bahan baku industri petrokimia di Indonesia masih sangat bergantung impor. Hal itu terjadi akibat keterbatasan industri hulu petrokimia.
Wakil Ketua Asosiasi Industri Aromatik, Olefin, dan Plastik (Inaplas) Budi Susanto Sadiman menyatakan, industrinya masih 100 persen bergantung impor nafta 100.
Padahal, komponen nafta mencapai 80 persen dari total bahan baku industri aromatik, olefin, dan plastik. “Bahan baku lain adalah kondesat yang masih bisa kami temukan di dalam negeri,” kata Budi, Selasa (23/2).
Dia mengungkapkan, di Indonesia terdapat alternatif bahan baku untuk industri hulu petrokimia, yaitu batu bara, gas, dan kondensat. Dengan teknik tertentu, batu bara bisa dicairkan menjadi metanol, lantas diolah lagi menjadi olefin (ethylene dan propylene).
“Daripada dibakar percuma, lebih baik batu bara dan gas dijadikan bahan baku industri. Apalagi, harga bahan tambang sedang jatuh,” ujar Budi. (vir/jos/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sebegini Nilai Investasi Terbaru di IKN, Bikin Kaget
- Bangkitkan Industri Susu Lokal, Menko Pangan Resmikan Kandang Sapi Perah Rakyat
- Aplikasi Jajan Jajanan Lokal jadi Penguat Rantai Pasok Digital Ekraf di Indonesia
- Harga Emas Antam Memelesat Naik Hari Ini, jadi Sebegini Per Gram
- Petani Humbang Hasundutan Berhasil Kembangkan Bawang Merah dari Biji, Hasilnya Luar Biasa
- Ninja Xpress Beri Strategi Jitu untuk Hadapi Tantangan Bisnis Food & Beverages