Industri Jamu Khawatir Produk Impor Ilegal
Selasa, 10 Juli 2012 – 07:24 WIB
JAKARTA - Pangsa pasar yang masih belum banyak tergarap, memacu pertumbuhan signifikan bisnis jamu di tanah air. Gabungan Pengusaha Jamu Indonesia (GP Jamu) Indonesia mencatat nilai penjualan produk jamu di dalam negeri pada semester pertama 2012 diprediksi mencapai Rp 7 triliun, atau membukukan pertumbuhan sebesar 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. "Padahal pasar luar negeri butuh suplai bahan berteknologi tinggi. Sayangnya Indonesia belum mampu memproduksi suatu produk yang sesuai dengan keinginan sejumlah negara," papar Charles di sela acara Indonesia-Czech Business Seminar kemarin (9/7).
Sayangnya, dalam pertumbuhan yang positif tersebut, kini industri jamu dalam negeri tengah dihadapkan pada dua tantangan. Yang pertama adalah ketidaksiapan teknologi tinggi, dan kedua adalah serangan impor jamu dan farmasi illegal.
Baca Juga:
Ketua Umum GP Jamu Charles Saerang mengatakan, tren bisnis jamu di tanah air saat ini sebenarnya sedang masuk dalam fase baik. Akan tetapi, produsen jamu dari Indonesia yang belum mampu mengembangkan bahan baku natural.
Baca Juga:
JAKARTA - Pangsa pasar yang masih belum banyak tergarap, memacu pertumbuhan signifikan bisnis jamu di tanah air. Gabungan Pengusaha Jamu Indonesia
BERITA TERKAIT
- Gelar Rising Stars, Bank Saqu Rayakan Satu Tahun Perjalanan
- Gantikan Posisi Wulan Guritno, Chef Juna jadi Komisaris Independen PT Lima Dua Lima Tiga
- Kinerja BUMN Melesat di Tahun Ini, Dividen Tercapai 100% Senilai Rp 85,5 Triliun
- Pertamina Patra Niaga Regional JBB Sigap Atasi Kebocoran Pipa BBM di Cakung-Cilincing
- MR. DIY Bakal Melantai di Bursa, Tawarkan Saham Mulai Rp 1.650
- Bintang Sempurna Meraih 3 Penghargaan di Asian Print Awards 2024