Industri Jamu Khawatir Produk Impor Ilegal
Selasa, 10 Juli 2012 – 07:24 WIB
Charles mengkhawatirkan, ketidaksiapan produsen jamu di dalam memproduksi bahan bermutu dan berteknologi tinggi, memicu iklim yang kurang bagus. Situasi itu pun bisa mengakibatkan adanya pelemahan ekspor jamu.
"Namun saya masih optimistis posisi penjualan jamu yang masih on the track. Bahkan, biasanya tren semester kedua lebih bagus dibandingkan semester pertama setiap tahunnya," ujarnya. Charles memasang target penjualan oleh industri jamu sepanjang 2012 bisa mencapai Rp 13 triliun. Atau tumbuh 13,04 persen, dibandingkan 2011 yang realisasinya sebesar Rp11,5 triliun.
Keoptimisan Charles tersebut dilandasi atas masih kecilnya porsi jamu yang diperuntukkan ekspor. Kontribusi jamu Indonesia yang dilempar ke pasar internasional hanya lima persen, dibandingkan dengan konsumsi di dalam negeri. "Kondisinya masih relative kecil. Dan tak jauh berbeda dengan tahun yang lalu," paparnya.
Masalah kedua yang dipaparkan Charles adalah merebaknya importasi produk jamu dan farmasi illegal, terutama asal Tiongkok. Menurutnya, kondisi itu bakal mengganggu pasar jamu dan farmasi di dalam negeri. Lantaran itu, Charles meminta apart terkait untk mengantisipasi peredaran produk impor illegal, yang tentu saja juga meresahkan pengusaha di dalam negeri.
JAKARTA - Pangsa pasar yang masih belum banyak tergarap, memacu pertumbuhan signifikan bisnis jamu di tanah air. Gabungan Pengusaha Jamu Indonesia
BERITA TERKAIT
- Terobosan Inovasi PLN Indonesia Power Diakui Dunia
- OJK Gandeng bank bjb dan IJK Hadirkan Berbagai Program Literasi Keuangan di FinExpo 2024
- Program Swap Promo Memungkinkan Trader Bertransaksi Tanpa Biaya
- Bea Cukai Parepare Lepas Ekspor Tepung Rumput Laut ke Tiongkok, Sebegini Jumlahnya
- BKI Raih 2 Penghargaan di Ajang BUMN Business Forum 2024
- Bea Cukai Banten Berikan Izin Fasilitas KITE Pembebasan untuk PT Nusantara Electric