Industri Kripto Indonesia Diharapkan Bisa Lebih Terbuka & Transparan

Industri Kripto Indonesia Diharapkan Bisa Lebih Terbuka & Transparan
Ilustrasi uang kripto. Foto: Philippe Lopez/AFP

jpnn.com, JAKARTA - PT INDODAX mengalami kerugian sekitar Rp300 miliar akibat serangan siber beberapa waktu lalu.

CEO INDODAX, Oscar Darmawan menegaskan dampak finansial tersebut hanya sekitar 3% dari total cadangan aset kripto INDODAX.

Komitmen INDODAX terhadap transparansi dan keterbukaan dinilai menjadi salah satu faktor kunci yang membantu pemulihan kepercayaan pengguna.

“Transparansi merupakan pondasi penting dalam membangun dan menjaga kepercayaan publik. Dengan publikasi Proof of Reserve, kami memberikan kepastian kepada para pengguna bahwa mereka dapat memantau keamanan aset mereka kapan pun. Ini adalah wujud nyata tanggung jawab kami kepada para member,” ujar Oscar.

Selain itu, paska insiden peretasan, INDODAX berhasil memulihkan kepercayaan pengguna dengan total volume transaksi yang terus meningkat hingga lebih dari Rp2,3 trilliun selama periode 14-25 September 2024, menunjukan tingkat kerpercayaan masyarakat terhadap platform INDODAX masih tinggi paska insiden.

Oscar menambahkan selama dua tahun terakhir, INDODAX telah berupaya mengajak exchange kripto lainnya untuk mengadopsi langkah serupa.

“Kami telah mendorong industri kripto di Indonesia untuk lebih terbuka dan transparan. Meskipun hingga saat ini belum ada yang mengikuti, kami percaya bahwa transparansi akan menjadi faktor penting dalam menciptakan ekosistem kripto yang aman dan terpercaya di masa mendatang,” jelasnya.

Oscar menegaskan transparansi bukan hanya sekedar mengikuti regulasi, tetapi juga mencerminkan integritas dan tanggung jawab perusahaan kepada pengguna.

Selama dua tahun terakhir, INDODAX telah berupaya mengajak exchange kripto lainnya untuk mengadopsi langkah serupa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News