Industri Limbah Daur Ulang Australia Keluhkan Dampak Larangan China

Industri daur ulang Australia mulai merasakan dampak dari kebijakan impor limbah daur ulang yang diterapkan Pemerintah China. Sejumlah pengusaha daur ulang besar memperingatkan mereka tidak dapat terus mengumpulkan limbah daur ulang jika tidak ada tempat untuk menyalurkan limbah tersebut.
Mulai 1 Januari lalu, Pemerintah China berhenti menerima 24 kategori limbah padat, kebijakan ini mengganggu ekspor lebih dari 600.000 ton bahan dari Australia yang dikirimkan setiap tahunnya.
Sekarang larangan tersebut mulai menunjukan dampaknya dimana limbah daur ulang mulai menumpuk di gudang-gudang yang ada di beberapa wilayah di Australia.
Di Utara Sydney, CEO Hunter Resource Recovery, Roger Lewis mengatakan kondisi ini hanya butuh beberapa bulan saja untuk masalah ini akan mencapai "titik kritis".
"Gudang untuk anda menyimpan limbah daur ulang jumlahnya terbatas, dan untuk menyewakan gudang sangat mahal," kata Roger Lewis.

ABC News: Matthew Roberts
Di Victoria, perusahaan daur ulang Visy akan berhenti menerima limbah dari 22 dewan daerah mulai 9 Februari mendatang.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia