Industri Makanan dan Minuman Masih Menjanjikan
jpnn.com, SURABAYA - Industri makanan dan minuman mampu tumbuh 8,15 pada kuartal pertama 2017.
Pertumbuhan cukup agresif itu turut memberikan efek pengali yang positif terhadap industri pendukungnya.
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman menyatakan, industri makanan dan minuman juga mampu memberikan kontribusi 33 persen dari produk domestik bruto (PDB) nonmigas Indonesia pada kuartal pertama 2017.
’’Secara nasional, Jawa Timur memiliki potensi yang bagus sebagai gerbang untuk masuk ke wilayah Indonesia Timur,’’ katanya saat pembukaan East Food Indonesia 2017 di Grand City, Surabaya, Rabu (9/8).
Dukungan dari tujuh kawasan industri di Jawa Timur pun diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan industri berbasis konsumsi tersebut.
’’Apalagi, saat ini juga ada beberapa perusahaan makanan maupun minuman yang berekspansi ke Jatim sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Jatim,’’ papar Adhi.
CEO Kristamedia Daud Dharma Salim menjelaskan, ada peluang bagi pelaku usaha untuk terjun di usaha hotel, restoran, maupun kafe.
’’Kuliner tidak lepas dari kehidupan sehari-hari. Selain itu, kuliner harus memberikan layanan prima, baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara, baik dari restoran besar maupun warung-warung,’’ katanya.
Industri makanan dan minuman mampu tumbuh 8,15 pada kuartal pertama 2017.
- Hilirisasi Mineral, Strategi Utama Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8%
- Alumni ITB Diimbau Mendukung Target Pertumbuhan Ekonomi Nasional 8%
- Wamen Stella Cristie Dorong Insentif Dosen untuk Penelitian
- Percepat Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Pergerakan Advokat Usulkan Pembentukan 2 Omnibus Law
- Menko Airlangga Yakin Target Pertumbuhan Ekonomi 8% Bisa Dicapai
- Sebut Transmigran Sebagai Patriot, AHY Ajak Putra-Putri Ikut Bangun Pertumbuhan Ekonomi